Foto : Pemdes Glagahsari saat mendata dan jelaskan pada warga yang akan ikuti operasi mata. (nahrus)

Pemdes Glagahsari Jemput Bola, Targetkan Banyak Warga Untuk Ikut Operasi Mata Gratis

Tubankab - Pemerintah Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban bekerja sama dengan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban, menargetkan banyak warga yang mengalami gangguan refraksi mata dan katarak untuk mengikuti Bakti Sosial (Baksos) operasi mata gratis.

Kepala Desa Glagahsari, Mujiono mengatakan, sejak tahun 2020 Desa Glagahsari telah membentuk tim pengurus Desa Sehat Mata (Desmat), dan terus melakukan sosialisasi kepada seluruh warga. Hal ini tidak lantas berjalan mulus. Bahkan banyak warga yang menolak untuk mendapatkan bantuan operasi mata secara gratis.

"Masyarakat Desa Glagahsari memang kurang mendapatkan informasi tentang gangguan refraksi dan katarak. Banyaknya berita hoaks juga membuat mereka semakin takut, karena itu pemerintah harus turun langsung jemput bola,’’ terang Mujiono kepada awak media saat ditemui di balai desa setempat, Selasa (22/11).

Setelah melakukan skrining pada lebih dari 100 warga, lanjut Mujiono, terdapat lebih dari 40 warga yang harus dirujuk ke RSNU Tuban. Sebagian dari mereka mendapat bantuan kacamata gratis dan sekitar 25 warga lainnya mendapat penanganan berupa operasi katarak gratis.

Guna mempermudah pelayanan, tutur Mujiono, Pemerintah Desa juga sudah menyiapkan mobil siaga desa untuk transportasi. Para kader mata dan bidan desa juga selalu keliling untuk mencari pasien baru dengan melakukan skrining serta sosialisasi.

Lebib jauh ia menjelaskan, selain kesadaran masyarakat yang sangat minim, faktor lain seperti mitos-mitos dan berita hoaks tentang operasi katarak juga membuat masyarakat Desa Glagahsari takut. Berita miring ini sudah menyebar di masyarakat sejak lama dan masih diyakini bahwa operasi itu menakutkan dan memiliki risiko tinggi.

"Masyarakat itu ngertinya kalau operasi matanya akan dicongkel, lalu kelopak matanya akan disikat dan dibersihkan. Membayangkan hal ini saja pasti semua orang akan takut," imbuhnya.

Ia melanjutkan, Pemerintah Desa setempat berkomitmen untuk terus melakukan skrining pada masyarakat dengan cara jemput bola hingga ada kesadaran dari mereka untuk datang sendiri ke Posyandu dan memeriksakan kesehatan matanya sebelum terlambat. (m nahrusodiq/hei)

comments powered by Disqus