Foto : Penilaian Desa Berseri di Desa Klotok. (ist)

Pengelolaan Sampah Terintegrasi, Desa Klotok Jadi Contoh Cerdas di Penilaian Desa Berseri

Tubankab — Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, semakin menegaskan diri sebagai pelopor pengelolaan sampah berbasis teknologi tepat guna dalam Program Desa Berseri (Bersih dan Lestari) Tingkat Pratama Provinsi Jawa Timur Tahun 2025. Penilaian lapangan dilaksanakan pada Jumat siang, 13 Juni 2025, mulai pukul 13.30 hingga 17.00 WIB, dengan titik pantau di RW 002 (RT 02 dan RT 03) serta RW 06 (RT 08 dan RT 09). Antusiasme warga dan semangat gotong royong menjadi ciri khas suasana penilaian.

Tim penilai dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur yang dipimpin Nugroho Rahardjo, ST dan Drs. Dwi Atmoko hadir bersama jajaran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban, Forkopimka Plumpang, kader lingkungan, serta tokoh masyarakat setempat. Warga menyambut hangat dengan memperkenalkan berbagai program unggulan, khususnya teknologi pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan larva maggot (Black Soldier Fly).

Kepala Desa Klotok, Suhartoyo yang dikonfirmasi pada Senin, (16/06), menegaskan bahwa inovasi ini lahir dari kebutuhan mendesak warga akan solusi pengelolaan sampah rumah tangga yang efisien. “Kami ingin masalah sampah di desa kami tidak hanya selesai di tempat pembuangan, tapi juga menghasilkan manfaat ekonomi bagi warga. Larva maggot membantu kami mengubah sampah menjadi pakan ternak dan pupuk cair, sehingga membentuk siklus yang saling mendukung,” ujar Kepala Desa Klotok.

Lebih lanjut, hasil olahan maggot digunakan sebagai pakan untuk budidaya ikan lele, ternak ayam, dan puyuh. Pupuk organik cairnya pun dipakai untuk mendukung pertanian warga. Sistem ini mengusung prinsip ekonomi sirkular, menghubungkan aktivitas rumah tangga, peternakan, pertanian, dan pelestarian lingkungan.

Ketua tim penilai, Nugroho Rahardjo, ST, menyampaikan kesannya. “Pengelolaan sampah dengan maggot ini sangat inspiratif. Selain efektif mengurangi sampah organik, juga menghasilkan pakan alami. Saya berharap ini menjadi contoh konkret bagi desa-desa lain di Jawa Timur,” ungkapnya .

Selain inovasi maggot, Desa Klotok juga memamerkan pengelolaan bank sampah aktif, taman hijau edukatif, serta penguatan peran kader lingkungan dari kalangan remaja karang taruna. Program-program ini dirancang untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan di seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa.

Dalam kunjungan lapangan, tim bersama-sama ke lokasi pengolahan sampah terpadu, panen larva maggot, proses pembuatan pakan ternak, serta lahan demplot pertanian yang menggunakan pupuk organik hasil olahan. Warga juga menunjukkan rancangan konsep edukasi lingkungan yang akan diberikan kepada anak-anak sebagai bagian dari pembelajaran berkelanjutan.

Dengan inovasi pengelolaan sampah terintegrasi dan semangat gotong royong yang kuat, Desa Klotok membuktikan bahwa solusi lingkungan hidup dapat dimulai dari desa, dengan manfaat ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat. Kepala Desa menutup pernyataannya dengan optimisme. “Kami yakin, apa yang kami lakukan di Klotok ini bisa membawa perubahan nyata dan jadi motivasi bagi desa lain. Lingkungan terjaga, ekonomi warga pun terangkat,” tutupnya. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus