Foto : Pagelaran wayang kulit yang digelar Pepadi di Terminal Kerek dipadati penonton (nahrus)

Pepadi Tuban Gelar Wayang Kulit Gotong Royong

  • 07 November 2019 23:23
  • Heri S
  • Umum,
  • 798

Tubankab - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Tuban menggelar pagelaran Wayang Kulit Gotong Royong yang kedua, pada Kamis (07/11) malam di Terminal Kerek, Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek. Pagelaran wayang kulit gotong royong ini sendiri diinisiasi oleh Pepadi karena mulai minimnya pertunjukkan wayang di desa-desa. Konsep gotong royong juga digunakan karena pada prosesnya kegiatan ini ditanggung bersama, mulai dari tenaga hingga pembiayaan acara.

Konsep acara tersebut adalah gotong royong, karena Pepadi masih belum memiliki anggaran untuk membuat kegiatan. Sebagian besar biaya ditanggung oleh tuan rumah, sedangkan untuk pengrawit dan sinden diambil dari anggota Pepadi sendiri.

Untuk pagelaran wayang kulit gotong royong kedua ini juga disinkronkan dengan peringatan Hari Wayang Dunia, yang sebelumnya sempat disahkan oleh Presiden RI menjadi Hari Wayang Nasional. Tidak hanya mengusung konsep gotong royong, Pepadi Tuban juga mengadakan pagelaran wayang kulit lintas generasi.

Dalam hal ini, ada 3 dalang lokal yang terlibat, yaitu Ki Nanang Feriyanto sebagai dalang paling muda, Ki Edi Siswanto di tengah yang sekaligus menjadi tuan rumah, dan Ki Mudho Sarsito yang paling sepuh atau senior. Meskipun Pepadi sudah mewacanakan ada beberapa sesi edukasi, dalam kegiatan ini masih difokuskan untuk pertunjukkan wayang kulit saja, karena tujuan utamanya adalah untuk silaturahmi antarpegiat seni tradisi, khsusnya wayang kulit.

Ketua Pepadi Tuban, Buntas Pradoto mengatakan, Pepadi memang mewacanakan untuk mengadakan beberapa sesi edukasi, namun kali ini hanya sebatas pagelaran wayang kulit saja.

Diaharapkan, kata Buntas, kegiatan ini ke depan akan lebih matang lagi, namun untuk sekarang yang paling penting adalah membentuk kekompakan dulu, karena itu perlu lebih sering diadakan kegiatan silaturahmi.

Dalam Pagelaran Wayang Kulit Gotong Royong yang kedua, terang Buntas, Pepadi juga menggandeng Dewan Kesenian Tuban (DKT) untuk menjalin kemitraan. Secara kelembagaan Pepadi Tuban adalah sebuah organisasi independen, namun karena keberadaannya juga bisa dikatakan baru, organisasi ini masih belum memiliki anggaran untuk membuat kegiatan sendiri.

“Saya selaku ketua Pepadi secara pribadi memang sudah lama ingin menjalin kemitraan dengan DKT, apa lagi Pepadi sebagai organisasi baru masih belum bisa menyusun anggaran sendiri, dan pada Pagelaran Wayang Kulit Gotong Royong yang kedua peran DKT cukup besar,” ujar pria yang pernah dinobatkan sebagai pemuda pelopor itu.

DKT sendiri mengeluarkan anggaran sebesar Rp.3.5 juta yang digunakan untuk menyewa sound system, panggung dan terob, pengrawit dan crew, transport wayang dan gamelan, serta terob dan kursi untuk penonton. Dana yang dikeluarkan DKT dianggarkan secara khusus untuk kegiatan wayang kulit gotong royong ini.

Ketua DKT, Djoko Wahono mengatakan, dana tersebut diambilkan dari dana hibah APBD 2019 yang dikelola oleh DKT. "Dana ini tidak diambilkan dari salah satu komite, namun dianggarkan secara khusus untuk kegiatan PEPADI,'' terangnya.

“Kegiatan ini sangat bagus dan sangat tepat sasaran, karena dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini kegiatan seni lebih terpusat di kota, dan masyarakat desa jarang mendapat hiburan semacam ini,” pungkas Joko. (m nahrus sodiq/hei)

comments powered by Disqus