Peringati HUT Kemerdekaan RI, Masyarakat Desa Kenanti Gelar Kirab Thak-thakan
- 13 August 2022 20:10
- Heri S
- Umum,
- 1524
Tubankab - Masyarakat Desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo, Tuban memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan RI dengan menggelar kirab Thak-thakan Bledug Kenanti kelilingi desa, Sabtu (13/08).
Kegiatan yang dipusatkan di balai desa setempat ini menjadi acara tahunan desa dalam memperingati Dirgayahu Kemerdekaan RI, sekaligus memperingati bulan Muharam, sehingga cukup sakral jika dikonsep layaknya sebuah festival.
Tujuan utama dari acara ini adalah untuk lebih mempererat tali silaturahmi dan sekaligus mendekatkan masyarakat pada kebudayaan yang perlu untuk dilestarikan. Thak-thakan sendiri merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di Kecamatan Tambakboyo dan kegiatan pada tahun ini akan menjadi embrio perdana untuk lebih dikembangkan ke depannya.
Pantauan reporter tubankab.go.id di lokasi, ada sekitar 50 personel dari kalangan tua dan muda yang tampil dalam acara Kirab Thak-thakan Bledug Kenanti ini, sedangkan personel junior yang berjumlah lebih dari 50 orang masih belum ikut pentas karena belum siap. Usia Paguyuban Thak-thakan Bledug Kenanti sudah mencapai 30 tahun pada 2022 ini, dan selama ini hanya tampil ketika ada karnaval HUT RI. Namun, berkat usaha banyak pihak akhirnya paguyuban ini bisa lebih banyak dikenal masyarakat luar dan kegiatannya juga bisa lebih terkonsep.
"Saya berharap kegiatan ini bisa memunculkan bibit-bibit baru, sehingga semua masyarakat bisa mengapresiasi dan nantinya juga akan dikemas untuk digelar setiap tahun," ujar Bendahara Paguyuban Bledug Kenanti, Birawan saat ditemui di lokasi.
Menurut Birawan, perkembangan kesenian Thak-thakan di Kecamatan Tambakboyo cukup pesat belakangan ini, khususnya pascapentas di Pendapa Kridha Manunggal Tuban tahun lalu. Dampak dari pentas tersebut, katanya, berimbas dengan banyaknya permintaan untuk tampil dalam acara hajatan yang bukan hanya di wilayah Kecamatan Tambakboyo, tapi juga di kecamatan di sekitarnya.
Kesenian Thak-thakan ini, lontarnya, mendapatkan dukungan dari Pemerintah Desa setempat. Mulai dari fasilitas tempat serta perizinan bahkan hingga belanja kaos seragam untuk acara. Namun, para personel Thak-thakan benar-benar ditekankan untuk patuh pada peraturan desa, khususnya terkait larangan membawa dan mengonsumsi minuman keras saat sebelum maupun ketika pementasan.
"Pemain Thak-thakan itu terkenal dengan stigma negative, khususnya tentang minuman keras, tapi mulai dari persiapan ketika akan tampil di pendapa kabupaten, mereka sudah berjanji untuk berubah jadi lebih baik, dan tidak lagi minum alkohol saat pentas," ujar Sekretaris Desa Kenanti, Munain, saat ditemu di balai desa setempat.
Munain menambahkan, anggaran yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari paguyuban ini diambil dari sebagian hasil Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), dan dibelanjakan untuk beberapa keperluan, khususnya kaos seragam.
Menurutnya, kendala yang paling sering muncul dari Paguyuban Thak-thakan adalah sulit untuk dikoordinasi, akan tetapi sejak 2021 sudah mulai ada perbaikan dalam struktur organisasinya dan siap untuk berubah ke arah yang lebih positif.
"Sejak tahun 2021 paguyuban ini sudah dua kali tampil di Tuban, yang pertama di pendopo dan yang kedua di pantai Boom. Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan tertib," pungkasnya. (m nahrus s/hei)