PERINGATI HUT TNI KE-72, DANDIM : APA YANG DILAKUKAN PRAJURIT MELEBIHI PANGGILAN TUGAS
- 05 October 2017 13:02
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 384
Tubankab - Upacara peringatan HUT TNI ke-72 di Kabupaten Tuban digelar di Kompi Senapan C 521 Tuban, Kamis (05/10) pagi. Acara tersebut diikuti seluruh prajurit TNI, ASN dan beberapa undangan, di antaranya Sekda Tuban Dr. Ir. H. Budi Wiyana, M.Si, dan Kapolres Tuban AKBP Sutrisno.
Sebelum upacara dimulai, diawali dengan penampilan drama kolosal 45 pelajar dari SMKN 1 Tuban yang mengisahkan tentang perjuangan Serma Mustajab bersama rakyat melawan penjajah di Kali Kepet, Kecamatan Semanding pada 1948 silam.
Letkol Inf. Sarwo Supriyo, Dandim 0811 Tuban selaku Inspektur upacara (Irup) saat membacakan amanat Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, penyelenggaraan HUT TNI pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk laporan pertanggungjawaban TNI kepada rakyat atas pembangunan kekuatan TNI yang telah dan sedang dilaksanakan, khususnya pada tahun anggaran 2017. Oleh karena itu, tema pokok pada kegiatan HUT ke-72 ini adalah “Bersama Rakyat TNI Kuat”.
Makna yang terkandung di dalam tema tersebut menurutnya adalah, TNI tumbuh dan berkembang, serta berjuang bersama rakyat. “Inilah esensi ciri kesejatian TNI yang tidak boleh pudar di tengah-tengah arus globalisasi, yang terus bergerak secara dinamis,” tuturnya.
Kesejatian tersebut, lanjut Sarwo, harus terus ditumbuhkembangkan dan diselaras-serasikan dengan pola pikir kehidupan masyarakat yang semakin modern, sehingga kecintaan akan tetap terbangun sebagai modal pokok, karena bersama rakyat, TNI kuat dalam menjaga dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, selama ini TNI telah dan akan terus memberikan sumbangsihnya kepada bangsa dan negara, bahkan berbagai tugas telah dilakukan oleh prajurit TNI dengan baik yang melebihi panggilan tugas.
Ia juga berpesan, agar setiap prajurit TNI dan ASN dituntut mengedepankan tugas dan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Sekecil apapun sikap dan tindakan primitif akan mengganggu, bahkan merusak jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. (chusnul huda/hei)