Pers yang Minim Pengetahuan Sebabkan Distorsi Informasi
- 15 March 2023 14:41
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 818
Tubankab - Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim mengungkapkan selain menyampaikan informasi, pers juga dituntut untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. Karenanya, jurnalis tidak boleh berhenti belajar, untuk mengetahui dan memahami banyak hal, mulai dari peristiwa, peraturan, kebijakan, dan program pembangunan. Pers yang minim pengetahuan akan menyebabkan distorsi informasi.
Pernyataan tersebut disampaikan Lutfil Hakim dalam acara gelar diskusi publik dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023 yang digelar PWI Tuban di Pendapa Krida Manunggal Tuban, Rabu (15/03).
Mengusung tema ‘Menuju Pers Profesional Dalam Mengawal Pembangunan Daerah’ menghadirkan dua pemateri, yaitu Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim dan Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Diskominfo-SP Tuban, Agus Setiawan, SE., MM.
Salah satu tantangan yang dihadapi insan pers, lanjut Lutfil Hakim, maraknya perusahaan pers yang tidak mematuhi peraturan yang berlaku. Salah satunya rekrutmen jurnalis asal-asalan dan tidak memenuhi kompetensi wartawan yang dipersyaratkan. Hal tersebut bertentangan dengan kerja jurnalis yang harus mematuhi sejumlah peraturan, di antaranya Peraturan Dewan Pers, Kode Etik Jurnalistik, UU Pers, UU ITE, UU Penyiaran dan KUHP.
Lutfil Hakim menambahkan produk jurnalis harus melalui proses yang panjang dan terikat kaidah penulisan jurnalistik, mulai tahapan wawancara, penulisan, editing, dan publikasi. Karya jurnalistik harus menjadi rujukan informasi dan penangkal berita bohong.
“Tentunya, hal tersebut sejalan dengan fungsi pemerintah dalam menyediakan berita yang valid,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid KIP pada Diskominfo-SP Tuban, Agus Setiawan menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terjalin selama ini. Pers, menurut Agus, menjadi mitra pemerintah dalam menyampaikan kebijakan dan program pembangunan di Kabupaten Tuban.
“Sekaligus memberikan umpan balik kepada pemerintah,’’ tuturnya.
Agus Setiawan mengatakan, masifnya media sosial berimplikasi kian merebaknya informasi di masyarakat. Tidak sedikit informasi yang berkembang berupa berita tidak valid, hoaks, bahkan ujaran kebencian. Insan pers, kata Agus, turut berkontribusi dalam upaya memerangi hoaks dengan menjadi penyedia informasi rujukan di masyarakat.
“Kami harap kerja sama yang terjalin dapat terus ditingkatkan demi kemajuan masyarakat Kabupaten Tuban,” tandasnya. (m agus h/hei)