PERSIAPAN UNBK BARU 60 PERSEN, SUTRISNO : SEMUA HARUS JADI SEKOLAH FAVORIT

Tubankab - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban Drs. Sutrisno, MM menegaskan bahwa persiapan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di Tuban baru mencapai 60 persen. Ia optimis, pada saatnya nanti pihaknya mampu menggelar UNBK.

“Persiapan hingga hari ini baru mencapai 60 persen. Ini karena UNBK merupakan kegiatan yang dananya tergolong tidak sedikit, sarana dan prasarana pendukung harus disiapkan,’’ tutur Sutrisno saat dimintai keterangan oleh wartawan di ruang kerjanya, Jumat (19/01).

Guna mempercepat persiapan UNBK, ujar Sutrisno, pihaknya sudah saling bekerjasama dengan beberapa sekolah yang memiliki fasilitas memadai, agar sekolah terdekatnya juga bisa menggelar UNBK, sesuai dengan arahan Menteri Pendidikan.“Kita sudah step by step lakukan persiapan,” akunya.

Kendati persiapan baru menyentuh angka 60 persen, ia menjelaskan persiapan dalam menghadapi UNBK sendiri sudah dilakukan, yakni dengan cara try out UNBK yang dilaksanakan oleh pihak sekolah-sekolah sejak Desember 2017 silam.

Lebih jauh Sutrisno juga mengungkapkan, target untuk kelulusan pada 2018, yakni mencapai 100 persen. Ini didasari hasil UNBK bukan merupakan penentu kelulusan bagi siswa, namun hasil tersebut tetap menjadi cermin kualitas sekolah.

“Otomatis hasil UNBK itu cerminan mutu di sekolah. Untuk saat ini, di setiap kecamatan kita memiliki sekolah yang dijadikan rujukan wilayah. Rata-rata mereka punya kualitas lah,” ujar Sutrisno.

Masih menurut Sutrisno, nanti di tahun depan akan dilakukan zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang sudah dituangkan dalam peraturan menteri (Permen) Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Sehingga, terangnya, sekolah tidak ada alasan untuk tidak menerima siswa yang berdomisili di sekolah yang bersangkutan.

“Untuk sekolah-sekolah yang sudah menjadi rujukan nasional, kita mungkin tidak memberlakukan sistem zona secara murni, mungkin 50 persen zona dan 50 persen nilai,” bebernya.

Dikatakan oleh Sutrisno, diberlakukannya sistem zona karena didasari keinginan dari Mendikbud Muhajir Effendi yang ingin mutu pendidikan merata, tidak ada sebutan sekolah favorit dan non favorit, semua sekolah harus menjadi sekolah favorit.

“Sekolah itu bertumpu pada masyarakat, jangan sampai ada anak yang rumahnya dekat dengan SMPN 1 misalnya, tidak diterima di sekolah tersebut, itu tidak boleh,” pungkas Sutrisno. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus