PERTUMBUHAN EKONOMI JATIM LEBIH CEPAT, TAPI....

Tubankab - Berdasarkan tema yang diusung dalam hari jadinya yang ke-72, yakni Peningkatan Sumber Daya Manusia lewat Pendidikan Kejuruan Sebagai Solusi Menuju Jawa Timur Mandiri dan Berdaya Saing Global, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad membangun ekonomi berbasis SDM (Human Development Economic Based), agar mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan dengan fokus pada segmen UMKM.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Tuban Ir. Noor Nahar Hussein, M.Si. saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada upacara peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-72 di halaman Pemkab Tuban, Kamis (12/10).

Menurut Noor, semangat dan tekad yang diusung oleh pemerintah provinsi, dirasa sangat relevan dengan persolan dan tantangan Jawa Timur ke depan yang tidaklah ringan, yaitu bonus demografi yang sudah akan terjadi di Jawa Timur pada 2019 mendatang, dengan jumlah usia produktif mencapai 69,59 persen. Sedangkan nasional baru akan terjadi pada 2025.

“Tantangan tersebut memerlukan solusi yang terkonstruksi ke dalam kebijakan dan strategi, dengan peta jalan (road map) yang memiliki prioritas dan fokus dengan kerangka waktu dan sumber daya yang terstruktur,” ujar Noor.

Selain itu, Noor juga membeberkan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada semester I tahun ini mencapai 5,21 persen atau lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi nasional, yang hanya sebesar 5,01 persen. Ini, sambungnya, menggambarkan konstruksi ekonomi yang dalam situasi dinamika global kurang kondusif. “Kinerja bupati dan walikota beserta masyarakat serta dunia usaha di Jawa Timur yang sangat luar biasa. Sebab, di tengah dinamika permintaan global yang lambat, Jawa Timur masih tumbuh cepat dan lebih cepat dari nasional,” akunya bangga.

Kendati memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, wakil bupati dua periode ini menuturkan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus mendapatkan porsi kebijakan startegis yang tinggi, karena 2018 mendatang, secara keseluruhan angkatan kerja di Jawa Timur diperkirakan akan mencapai angka 21.216.629 orang, Hal ini meningkat dari 2017 yang mencapai 20.890.000 orang.

Lebih jauh Noor manyampaikan, petumbuhan ekonomi yang cenderung melambat walaupun masih tetap lebih cepat dari nasional, harus mampu menyelesaikan persoalan dan tantangan bonus demografi, sebab apabila bonus demografi tidak dikelola dengan baik maka, akan terjadi bencana demografi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Noor mengungkapkan, perlu diperlukan dua strategi, yakni secara formal dan non formal. Strategi formal, jelas Noor, diarahkan untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK dengan menambah kualitas muatan kurikulum.

“Sedangkan strategi non formal, diarahkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang terampil bersertifikat melalui pelatihan kerja,” pungkasnya. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus