PLENO DEWAN KETAHANAN PANGAN, AMIN : KUALITAS KONSUMSI PANGAN BELUM IDEAL
- 14 September 2017 12:56
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 347
Tubankab - Pangan menjadi kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu, tuntutan pemenuhan pangan merupakan hak asasi setiap individu. Pangan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ke depannya akan menentukan kualitas suatu bangsa.
Demikian disampaikan oleh Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban Drs. Ahmad Amin Sutoyo selaku Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban saat membacakan sambutan tertulis Bupati Tuban dalam Pleno Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban tahun 2017 di gedung Korpri, Kamis (14/09).
“Aspek yang terkait dengan ketahanan pangan, menghendaki tanggung jawab banyak pihak. Inilah yang mendasari terbentuknya Dewan Ketahanan Pangan mulai dari tingkat pusat sampai dengan kabupaten, serta melibatkan berbagai stake holder, swasta maupun masyarakat,” beber Amin.
Menurut Amin, Dewan Ketahanan Pangan memiliki arti yang sangat penting, mengingat pada saat ini banyak negara yang mengalami krisis pangan. Di antaranya dihadapkannya beberapa negara terhadap jumlah harga pangan yang tidak stabil, serta naiknya harga berbagai komoditi pangan.
Kendati demikian, pria berkumis ini berujar, kondisi ketahanan pangan di Tuban saat ini masih sangat aman, karena produksi pangan khususnya beras cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Tuban yang berjumlah lebih kurang 1,3 juta jiwa.
“Akan tetapi, itu tidak serta merta menjamin kualitas konsumsi pangan yang saat ini masih menjadi perhatian di bidang pangan, yakni belum tercapainya kondisi ideal kualitas konsumsi pangan penduduk. Ini tercermin dari capain skor pola pangan yang mencapai 82,6 dari standar minimal 90,” terang Amin.
Apa yang diungkapkan oleh Amin bukan tanpa alasan, karena meski konsumsi kebutuhan pangan sudah beraneka ragam, namun masih didominasi oleh beras, sementara terdapat banyak konsumsi pangan seperti ubi-ubian, kacang-kacangan, hewani, serta sayur dan buah yang masih belum optimal.
“Kondisi seperti itu sangat tidak menguntungkan, baik ditinjau dari sisi kesehatan, maupun dari sisi upaya kemandirian pangan. Dari sisi kesehatan, pola konsumsi yang baik adalah pola konsumsi yang memberikan asupan gizi yang cukup dan dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan,” imbuh Amin.
Selain hal tersebut, Amin juga menyampaikan, masing-masing bahan pangan memiliki kandungan gizi yang berbeda. Semakin beragam pangan yang dikonsumsi, maka akan semakin lengkap pula gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
“Harus kita syukuri Kabupaten Tuban memiliki potensi bahan pangan yang bisa menggantikan beras, salah satunya jagung, ubi-ubian, ketela, talas, kentang hitam, serta potensi buah lokal dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Berangkat dari kenyataan tersebut, Amin mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan setiap tanah pekarangan yang dimiliki untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang telah disebutkannya.
Tak hanya itu, Amin juga meminta agar pemanfaatan tanah perkarangan tersebut dibarengi dengan memlihara ikan atau ternak sebagai sumber protein hewani, sehingga setiap rumah bisa menjadi lumbung pangan dan memiliki cadangan pangan untuk kebutuhan keluarga.
“Kegiatan optimalisasi lahan pekarangan ini sudah dilakukan oleh ibu-ibu tim penggerak PKK. Bahkan tim penggerak PKK Kabupaten Tuban sudah memberikan contoh dengan terbentuknya rumah kawasan pangan lestari berupa kebun PKK di komplek pendopo. Ini perlu dikembangkan di tiap-tiap kecamatan, desa, dan dasa wisma,” kata Amin.
Sedangkan dari sisi kemandirian pangan, menurut Amin, Tuban dihadapkan pada penambahan jumlah penduduk yang memerlukan penambahan pangan untuk dikonsumsi. Untuk saat ini, sambungnya, masih berpeluang untuk meningkatkan produksi pangan, seperti beras. Maka di masa yang akan datang kondisi akan berbeda, dikarenakan peluang tersebut akan semakin terbatas dengan berbagai permasalahan yang semakin komplek.
Atas apa yang sudah disampaikan, Amin juga mengimbau, agar dewan ketahanan pangan bersama-sama berupaya memecahkan berbagai persoalan dengan melakukan beberapa langkah, antara lain, memantapkan persediaan pangan untuk menuju kemandirian pangan dengan terus menerus meningkatkan produksi bahan pangan, menyelesaikan semua permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan distribusi pemasarannya melalui koordinasi dengan pihak terkait, mengurangi jumlah penduduk miskin dan pengangguran, memberikan dorongan kepada masyarakat untuk melakukan diversifikasi makanan terhadap ketergantungan pada bahan makanan tertentu, mengembangkan sistim kewaspadaan pangan dan gizi sebagai deteksi dini terhadap terjadinya kasus rawan pangan dan kekurangan gizi, dan yang keenam memberikan penghargaan adi pangan karya nusantara untuk mengapresiasi masyarakat yang berprestasi dan kontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan.(nanang wibowo/hei)