Plus Minus Pembelajaran Daring
- 03 June 2021 14:28
- Yolency
- Umum,
- 1525
Tubankab - Pembelajaran daring punya banyak kelebihan, selain bisa memanfaatkan waktu lebih fleksibel, siswa juga dilatih untuk lebih menguasai teknologi informasi dan komunikasi serta menumbuhkan kesadaran bahwa gawai bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif dan mencerdaskan.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Rita Yuliastuti, M.Si saat menjadi narasumber acara sosialisasi “Pendidikan Daring dari Segi Positif dan Negatif bagi Orangtua dan Siswa”, yang diselenggarakan oleh DWP Kabupaten Tuban, Kamis (03/06).
Acara yang digelar secara virtual tersebut dihadiri Ketua dan pengurus DWP Kemenag Tuban, Ketua DWP Kabupaten, seluruh DWP instansi terkait, dan DWP kecamatan se-Kabupaten Tuban.
Namun, Rita juga menyebutkan bahwa ada sejumlah kekurangan pembelajaran daring, di antaranya keterbatasan teknologi berupa fasilitas jaringan internet, gawai dan buku internet, sinyal internet yang seringkali macet, tidak semua siswa mempunyai telepon seluler android untuk pembelajaran daring, sekolah belum memiliki program yang baik untuk sistem pembelajaran daring.
“Untuk guru ada yang belum bisa melaksanakan pembelajaran daring, aksesbilitas secara daring dan tatap muka berbeda,” jelasnya.
Akibatnya, kata Rita, sering terjadi kesalahan informasi antara guru dan siswa. Selain itu, tidak semua orangtua bisa mendampingi pembelajaran daring anaknya.
Ia juga menyinggung dampak pembelajaran daring bagi orang tua, mulai dari siswa PAUD sampai SMA. Ada dampak positif, yakni orangtua tidak terlalu cemas untuk anaknya akan terpapar Covid-19, orangtua menjadi lebih dekat dengan anak, orangtua lebih banyak belajar dan mengetahui perkembangan anaknya. Selain itu, orangtua akan terpaksa belajar menggunakan TIK untuk membantu anaknya.
“Sedangkan dampak negatifnya, tidak lengkapnya perlengkapan orang tua dan jaringan internet yang sering tidak ada sinyal membuat stres orangtua,” jelasnya.
Selain itu, terang Rita, orang tua akan sulit mengarahkan anaknya untuk fokus belajar, sebagian besar tugas siswa dikerjakan orangtua, bukan anaknya dan bisa menyita waktu orang tua, pekerjaan lain menjadi terbengkalai karena harus menemani pembelajaran daring.
Sementara itu, Ketua DWP Kemenag Tuban, Isyatun Rodliyah Sahid, usai mengikuti webinar berharap dengan diadakannya webinar bisa memberikan gambaran, khususnya orangtua dalam mendampingi anak-anak untuk sekolah atau belajar secara daring dengan segala permasalahan yang ada.
“Semoga pandemi yang sudah mengubah dan mengganggu semua sektor kehidupan, khususnya kegiatan pendidikan ini segera berlalu dan kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan seperti dulu lagi,” harapnya. (hei)
Sumber : Kemenag Tuban