Foto : Penandatanganan kerjasama BNN dan startup HARA di bidang data exchange luncurkan Program Cetak 1000 Agripreneur (agus)

Program Cetak 1000 Agripreneur, Bupati : Kontribusi Sektor Pertanian Capai 21 Persen

Tubankab – Bank Negara Indonesia (BNI) bekerjasama dengan startup HARA yang bergerak di bidang pertukaran data (data exchange) berbasis blockchain meluncurkan program mencetak 1000 Agripreneur menyongsong pertanian 4.0, di Pendopo Krido Manunggal Tuban. Penandatangan kerja sama disaksikan Bupati Tuban; SEVP Jaringan BNI; dan Staf Ahli Kemenko Perekonomian RI, Selasa (15/10).

Penandatangan kerja sama ini juga dihadiri pejabat BNI Cabang Surabaya dan Tuban, Kepala Diskoperindag dan Kepala Dispertan Kabupaten Tuban, serta diikuti 1000 pemilik kios/agripreneur se-Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.

Dalam sambutannya, Bupati Tuban, H. Fathul Huda menyampaikan terima kasih atas penyelenggaraan kegiatan pengembangan bidang wirausahaan, terutama sektor pertanian. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan petani dan agripreneur.

"Jumlah petani mencapai 70 persen dari total penduduk di Kabupaten Tuban. Kontribusi sektor pertanian mencapai 21 persen untuk PDRB Kabupaten Tuban,” ungkapnya.

Bupati Huda juga menyatakan, potensi pertanian Bumi wali sangat bagus. Hasil pertanian berupa padi surplus hingga 50 persen, yang mampu menghasilkan beras premium. Sedangkan total produksi jagung 600 ribu ton per tahun. Karenanya, pengembangan usaha bidang pertanian di Kabupaten Tuban juga potensial yang ditunjang kemudahan akses.

Potensi pertanian yang unggul, masih kata bulat, perlu dukungan SDM yang kompeten dan berjiwa entrepreneurship. Di samping itu, perlu ditanamkan mental wirausaha untuk masyarakat dan generasi muda yang pandai menangkap serta menginventarisir peluang. Menurutnya, dengan penerapan teknologi di depo atau kios, maka akan mempermudah pemilik untuk mengelola dan mengembangkan usahanya.

Bupati yang sebelumnya juga pengusaha sukses ini optimis pelatihan ini akan dapat menjawab kebutuhan kaitannya dengan pengembangan wirausaha pertanian, juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tuban.

"Saya harap pasca pelatihan melahirkan wirausaha andal dan terus berlanjut hingga ke generasi selanjutnya,” tegasnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Ekonomi dan Kemaritiman, Raden Edi Priyo Pambudi mengungkapkan kolaborasi kemajuan teknologi dengan pertanian akan mampu menarik kembali minat generasi muda untuk berkecimpung di sektor pertanian. Teknologi bukan sekadar untuk menikmati informasi tetapi juga menciptakan mengembangkan bisnis melalui penciptaan lapangan kerja baru.

"Kita akan menciptakan petani pengusaha yang unggul dan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi,” jelasnya.

Hadirnya kemajuan teknologi pertanian akan menghasilkan pertanian modern. Berbagai program pengembangan sektor pertanian, lanjutnya, diharapkan mampu mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang mampu swasembada pangan.

"Kami berharap kegiatan Kabupaten Tuban ini menjadi percontohan di wilayah lainnya. Sama seperti pada masa dulu, di mana armada terbesar Kerajaan Majapahit berada di Pantai Boom, Tuban," imbuhnya.

Senior Executive Vice President Jaringan BNI, Ronny Venir menjelaskan BNI ikut bertanggung jawab pada program pembangunan negara Indonesia. Melalui program pelatihan dan kemitraan dan pendanaan, petani dapat meningkatkan produksinya dan naik kelas. "Mampu menciptakan ekosistem perekomian yang lebih efisien," ujarnya.

Ronny Venir menyebutkan BNI telah menyalurkan kredit usaha mencapai Rp. 3,2 triliun untuk 107 ribu petani seluruh Indonesia. Per September 2019, BNI telah menyalurkan KUR Tani sebesar Rp.116 miliar untuk 12 ribu petani di Kabupaten Tuban. Kabupaten Tuban juga dinilai paling berhasil dalam hal penyaluran KUR Tani dan pengembangan pertanian.

Lebih lanjut, BNI menggandeng HARA untuk memberikan pendampingan terkait pengelolaan pertanian secara digital. Diharapkan petani dapat terus mengembangkan potensinya hingga masuk ke segmen komersial maupun coorporate. "Bukan hanya petani pekerja, tetapi menjadi pengusaha," ujarnya.

Sedangkan Direktur startup HARA, Regi Wahyu menerangkan kegiatan ini menjadi upaya untuk mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan perkembangan teknologi 4.0, juga sebagai langkah untuk meningkatkan omzet dari pemilik kios tani. 

"Ke depannya, agripreneur akan mendapat pelatihan mengenai pencatatan digital, pembinaan dan pembangunan SDM bermental daya juang yang tinggi," kata Regi Wahyu. Pada kesempatan ini, diserahkan KUR dan Program Kemitraan Bina Lingkungan kepada sejumlah agripreneur Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. (m agus h/hei)

Sumber : Media Center

comments powered by Disqus