Program Hulu Hilir Maritim, Dharmadi : Tuban Didapuk jadi Pilot Project untuk Komuditas Padi
- 20 July 2018 15:46
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 914
Tubankab-Program Hulu Hilir Maritim dari Pemerintah Provinsi sudah mulai dijalankan, salah satunya di Kabupaten Tuban, tepatnya di Kecamatan Widang.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban Dharmadi Noor saat dikonfirmasi, Jumat (20/07) mengatakan, Kabupaten Tuban didapuk sebagai salah satu pilot project untuk komuditas padi.
“Sebenarnya banyak program maritim, ada yang perkebunan, kelautan, kebetulan kita jadi salah satu daerah yang terpilih untuk pertanian komoditas padi. Kenapa? karena kita juga lumbung padi nasional,” ungkap Dharmadin.
Ia menjelaskan, Program Hulu Hilir Maritim dibuat untuk mempermudah petani dalam hal pengolahan dan pemasaran, sebab selama ini petani dianggap masih kesulitan dalam dua hal tersebut. “Selama ini pertanian kita masih pada pengaturan di hulu saja, dengan adanya program ini, masalah pemasaran diharapkan tidak jadi masalah lagi bagi petani kita,” jelasnya.
Mengenai alasan dipilihnya Widang, sebab karakteristik kecamatan tersebut mampu melaksanakan tanam padi hingga tiga kali dalam setahun. Selain itu, salah satu syarat dalam program tersebut, petani yang tergabung juga harus merupakan peserta program asuransi tani.
“Produksi padi di Widang paling banyak di Tuban,’’ tuturnya.
Dharmadin juga menegaskan, demi keberhasilan program tersebut, pendampingan langsung diberikan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban maupun Provinsi, serta Dewan Riset Daerah Jawa Timur. “Karena ini pilot project, jadi mendapatkan perhatian sekali, sampai benar-benar melibatkan dewan riset,” katanya.
Program Hulu Hilir Maritim menfasilitasi petani berupa kredit pinjaman, dengan bunga hanya 6 persen. Jumlah pinjaman lunak hingga mencapai Rp 5 miliar. “Saat ini petani di sana telah menggunakan Rp 3,6 miliar untuk pembangunan gudang, driyer, juga lantai jemur,” sebut Dharmadin.
Saat ini, program tersebut dikelola oleh satu Gapoktan dengan empat 4 kelompok tani. Adapun luasan lahan sawah sekitar 200 hektare, dengan tidak memanfaatkan pupuk subsidi. “Kami harap, dengan program ini petani kita bisa lebih mandiri, sebab sarat lainnya, mereka tidak boleh menggunakan pupuk subsidi,” pungkasnya.(nurul jamilah/hei)