PUNCAK PERINGATAN HPN, SEKRETARIS PWI JATIM : SOSMED BUKAN PRODUK JURNALISTIK

  • 15 March 2018 14:10
  • Heri S
  • Umum,
  • 425

Tubankab - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tuban menggelar diskusi publik dan pameran lomba fotografi yang berlangsung di Pendopo Krida Manunggal, Kamis (15/03). Kegiatan ini merupakan puncak Hari Pers Nasional (HPN) ke-72 yang berlangsung di Bumi Wali.

Diskusi publik dengan mengambil topik ‘Pers Sebagai Pemersatu Bangsa’ itu dihadiri oleh jajaran Forkopimda, organisasi kepemudaan, insan pers, dan para pelajar.

Turut hadir sebagai pemateri, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein, Sekretaris PWI Jatim Eko Pamuji, dan Dewan Pers yang dihadiri Sabam Leo Batubara.

Dalam sambutannya, Ketua PWI Tuban, Pipit Wibawanto menyampaikan, keberadaan pers saat ini jauh dari praktiknya. Kebebasan pers justru disalahgunakan oleh oknum yang mengaku wartawan. Mereka gunakan nama pers untuk tujuan kepentingan pribadi.

"Ada yang memeras, baik secara pribadi maupun kelompok, itu juga terjadi di Tuban. Banyak laporan sudah masuk ke kami," jelas wartawan MNC itu.

Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein mengatakan, peran pers di era demokrasi ini sangat diperlukan guna mencerdaskan masyarakat. Wabup meminta kepada pers untuk tidak memberikan informasi yang salah kepada masyarakat atau tidak berimbang.

"Di hari pers ini mari kita kaji secara hakiki, bagaimana peran pers itu sendiri," terang Wabup.

Sementara itu, Sekretaris PWI Jatim, Eko Pamuji menyatakan, peran pers secara hakiki adalah kontrol terhadap pemerintahan. Pers harus mencerdaskan, dan jangan sampai memberitakan hal yang tidak benar.

"Wartawan harus bisa membedakan apa itu pers, dan apa itu sosmed. Sosmed bukan produk jurnalistik, itu yang harus diketahui," paparnya.

Terakhir, Leo Batubara menegaskan, pers tak boleh menjadi alat hasut. Alat yang disengaja untuk menimbulkan kegaduhan dalam negeri.

Sebab, Leo yang juga sebagai tokoh pers nasional itu juga mencontohkan, produk pers kadang sengaja dibuat untuk menjatuhkan seseorang dengan tujuan tertentu.

"Kita masih ingat, saat akan Pilpres Jokowi diserang isu sebagai Cina, PKI, padahal itu tidak benar. Oleh karena itu, seseorang harus bisa mencermati berita yang benar dan yang salah. Satu lagi, Pers jangan digunakan untuk memeras pihak-pihak tertentu," pungkas mantan Wakil Ketua Dewan Pers tersebut.(pwi/hei)

comments powered by Disqus