Robert Santari, Pelukis Asal Tuban yang Konsisten Angkat Pohon Siwalan Dalam Berkarya
- 11 November 2022 19:56
- Heri S
- Umum,
- 1075
Tubankab - Salah seorang pelukis asal Tuban, Robert Santari, merupakan pelukis yang tetap eksis di Bumi Wali. Meski banyak hambatan dalam berkarya, ia tetap survive.
Robert sendiri adalah pelukis yang konsisten mengangkat pohon siwalan dan segala nilai filosofisnya dalam berkarya. Baginya melukis merupakan bagian dari pengabdian diri atau bisa dikatakan bagian dari ibadah.
"Melukis itu sebagai wujud pengabdian kepada sang pencipta alam semesta Allah SWT, atas segala anugerah yang diberikan kepada saya, baik yang berupa bakat, kemauan serta kemampuan untuk melukis," ungkap Robert Santari saat ditemui di rumahya, Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban, Jumat (11/11).
Meski tahun ini cukup berat bagi Robert, karena tidak bisa berangkat pada dua event besar yang telah ia nantikan sejak lama. Baginya ini adalah sebuah proses yang harus dilalui. Robert yang memilih filosofi pohon siwalan sebagai tema lukisnya masih tetap berkarya sembari menunggu kelahiran cucu pertamanya.
Baru-baru ini Robert menyempatkan melukis salah satu pemandangan yang baginya sangat menarik untuk diabadikan, yaitu keberadaan pohon siwalan di gerbang sebuah rumah di Kawasan Letda Sucipto atau dari banyak pintu gerbang. Ia mengaku tertarik karena nilai filosofis pohon siwalan (lanang-wedok) di gerbang itu yang menurutnya melambangkan nilai luhur dan paling artistik.
Menurutnya, siwalan mulai dari cara menanamnya yang disiapkan dengan matang hingga manfaat pohon, batang, daun, serta buahnya juga penuh nilai filosofis yang menggambarkan pola hidup manusia.
"Ini adalah gerbang yang paling artistik dari beberapa gerbang yang pernah saya temui, selain bentuk bangunannya juga peletakan pohon siwalan yang pasti sudah disiapkan dengan sangat matang dan menyimpan sebuah makna pesan tersendiri," imbuhnya.
Robert sendiri adalah salah satu anggota Komunitas Tali Goci Tuban bersama empat rekannya yang lain, di antaranya Saiful Amin, Imadudin, Kamil Hadi, dan Qomaruddin. Sebelumnya, komunitas ini sudah mempersiapkan dengan matang keberangkatan mereka di PSLI Surabaya 2022, namun tahun ini hanya Saiful Amin dan Kamil Hadi yang akan berangkat.
"Berat memang, tapi ya gimana lagi. Saya juga sudah minta maaf pada panitia karena mendadak harus batal berangkat. Semoga tahun depan bisa ikut karena saya akan semakin semangat dengan hadirnya cucu baru," pungkasnya. (m nahrussodiq/hei)