Saluran Irigasi Tertutup Material Proyek JLS, Sejumlah Petani Protes
- 09 September 2020 20:06
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 759
Tubankab - Sejumlah petani yang berasal dari Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban memprotes proyek jalur ring road atau Jalur Lingkar Selatan (JLS), Rabu (09/09). Pasalnya, material proyek menutupi saluran irigasi untuk pengairan sawah para petani setempat.
Para petani kompak menghentikan alat berat dan operasi proyek JLS, serta meminta pelaksana proyek untuk mengeruk material yang menutupi saluran irigasi, sebab sungai selebar tiga meter lebih itu dimanfaatkan petani untuk mengairi puluhan hektare sawah di tiga desa.
"Aksi protes para petani sebagai bentuk kekecewaan terhadap pelaksana proyek, yang mengurug saluran irigasi tanpa ada koordinasi dengan petani terlebih dahulu, ini sangat merugikan petani," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tuban, Karso kepada sejumlah awak media.
Sebab menurut Karso, aliran irigasi yang diketahui diurug sejak beberapa hari terakhir itu sangat merugikan petani, padahal hari ini jadwalnya air masuk ke sawah petani.
Pria yang juga mantan Kades Sugiharjo itu menuding, seharusnya pelaksana pekerjaan JLS tidak seperti itu. Musyawarah jauh lebih penting, dari pada merugikan petani di kemudian hari.
“Permintaan petani, urugan yang ada di sungai diangkat, agar sungai bisa berfungsi kembali," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tuban, Agung Supriyadi saat di lokasi menyampaikan, pengurugkan ini tidak untuk selamanya, melainkan sifatnya hanya sementara agar mobilisasi alat berat dan material berjalan lancar.
"Ini nanti rencananya akan diberi box besar menggunakan gorong- gorong, agar alirannya tetap mengalir seperti semula, sedangkan untuk aliran kecil nanti kita sesuaikan mencari aliran yang terdekat," ucapnya meyakinkan para petani.
Hal yang sama juga diungkapkan pelaksana proyek Koko, menurutnya sebelum ada pengurugan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak desa.
"Pihak desa menyarankan disuruh memberi pipa di bawahnya agar air bisa tetap mengalir dan semua itu sudah kami jalankan, tetapi kemarin saya dengar info para petani minta mengganti dengan gorong- gorong," sangkal Koko.
Pihaknya juga berjanji, hal itu hanya sementara, hingga dalam waktu dekat box gorong-gorong datang akan difungsikan kembali saluran irigasi tersebut. (chusnul huda/hei)