Foto : Jemaah haji asal Tuban saat disambut tangis haru keluarganya. (ist)

Soal Keterlambatan Kedatangan dan Penyakit Jemaah Haji, Ini Kata Kemenag

Tubankab - Sebanyak 593 jemaah haji asal Kabupaten Tuban kloter pertama dan kedua telah tiba di Kompi Senapan C Tuban, Minggu (17/07).

Kloter pertama terdiri dari 448 jemaah haji tiba pukul 15.10 WIB dengan menumpang 10 armada bus yang datang beriringan. Waktu kedatangan jemaah haji sempat molor hingga lebih dari lima jam. Padahal, estimasi jemaah haji tiba di Tuban pukul 11.00 WIB. Keterlambatan terjadi karena adanya pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

“Landing di Bandara Juanda pukul 05.15 WIB, sampai di Asrama Haji Sukolilo langsung cek kesehatan, dan itu memakan waktu cukup lama,” tutur Kepala Seksi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kemenag Tuban Ashabul Yamin. 

Yamin mengatakan, dengan pengetatan pemeriksaan kesehatan tersebut, diharapkan kesehatan jemaah haji dapat terpantau. Selain itu, juga sebagai upaya dari Pemerintah Provinsi dalam mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke Tanah Air.

Usai dilakukan pemeriksaan, ditemukan empat jemaah haji reaktif tanpa gejala, dan satu jemaah haji dalam keadaan sakit karena dehidrasi. Usai landing, jemaah haji yang sakit tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit haji untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Untuk jemaah haji yang dinyatakan reaktif tanpa gejala, langsung ditindaklanjuti oleh pemprov dengan mengirim secara terpisah jemaah haji ke rumah masing-masing.

“Kebijakan dari pemprov langsung dilakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” terang Yamin.

Sementara itu, untuk kloter kedua yang terdiri dari 143 orang tiba pukul 12.55 WIB. Rombongan jemaah haji kloter kedua juga harus menerima tes pemeriksaan kesehatan di asrama haji, hingga akhirnya tiba di Kompi Senapan C Tuban pada Minggu malam, pukul 20.57 WIB. Untuk kloter dua ini lebih sedikit, menggunakan tiga bus. 

Salah seorang jemaah haji asal Desa Jatisari, Kecamatan Senori, Maftuhah (65) mengaku senang dan lega. Total 42 hari ia harus berpisah dengan keluarga untuk menjalankan ibadah suci ke Baitullah. Tangis haru tak bisa terbendung ketika dirinya dan suami Mahmud (65) tahun, turun dari bus. 

“Alhamdulilah kami bisa menunaikan ibadah haji dan kembali ke kampung halaman tanpa kurang satu apapun,” ucap Maftuhah.

Ia mengaku sangat rindu kepada keluarga terutama cucu. “42 hari total, saya pengen cepat pulang dan ketemu cucu,” ungkapnya. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus