Foto : Neon box Desa Kuliner di gapura masuk Desa Tegalagung. (yavid)

Tegalagung, Dijuluki Desa Wisata Kuliner, Ini Alasannya

  • 16 October 2023 14:59
  • Yolency
  • Umum,
  • 901

Tubankab - Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, kini mendapatkan julukan baru sebagai destinasi wisata kuliner yang menarik. Pasalnya, terdapat beragam kudapan khas, seperti masakan belut, rica-rica dan masakan olahan lain. Bahkan, reputasi desa ini sebagai wisata kuliner menyebar hingga ke kabupaten/kota tetangga.

Kepala Desa Tegalagung, Sutomo, mengungkapkan bahwa keberhasilan Desa Tegalagung dalam memperkenalkan diri sebagai desa kuliner tidak lepas dari banyaknya masyarakat setempat yang memiliki usaha kuliner. 

"Kami memiliki sejumlah warung terkenal di desa ini yang menyajikan hidangan lezat seperti belut, rica-rica, dan aneka olahan masakan lain," jelas purnawirawan TNI ini kepada reporter tubankab.go.id, Senin (16/10).

Sutomo menyebutkan ada tujuh warung terkenal yang menjadi ikon kuliner Desa Tegalagung. Di antaranya adalah belut Jangkar dan belut Mbah Bagong yang letaknya cukup dekat dengan gapura masuk desa. Tidak hanya itu, Sriwati juga menjadi salah satu warung yang dikenal akan hidangan khasnya.

Tidak heran jika setiap harinya, Desa Tegalagung ramai dikunjungi oleh wisatawan yang rela memarkir kendaraannya di tepi jalan untuk menikmati hidangan lezat yang ditawarkan. Desa ini telah menjadi magnet kuliner yang mengundang pengunjung dari luar desa, tak jarang juga pengunjung dari kabupaten/kota lain yang dikenali dari pelat nomor kendaraan yang terparkir.

Puncak keramaiannya, Sutomo menambahkan, terjadi pada hari-hari libur besar, seperti hari lebaran. Di waktu-waktu tersebut, masyarakat yang merantau di kota lain, melepas kangen dengan aneka kuliner yang tersedia di desa. 

“Bahkan warga Tuban yang kini berdomisili di kota lain pun selalu menyempatkan diri untuk merasakan kembali ragam masakan Desa Tegalagung,” pungkasnya.

Dengan semakin berkembangnya popularitas Desa Tegalagung sebagai desa kuliner, pria berusia 59 tahun ini berharap, perekonomian lokal akan terus menggeliat. Wisatawan yang datang bukan hanya menikmati makanan lezat, tetapi juga ikut memajukan perekonomian masyarakat setempat. (yavid rahmat perwita/hei)

comments powered by Disqus