Foto : "Tuntunan" dalam tradisi seserahan masih dilestarikan di Desa Tengger Wetan, Kecamatan Kerek. (chusnul)

Tradisi Seserahan Bawa "Tuntunan"

  • 13 November 2020 20:44
  • Heri S
  • Umum,
  • 2535

Tubankab - Sebuah tradisi adat Jawa sebagai tanda ikatan jelang pernikahan bagi keluarga mempelai pria di desa terkadang unik dan menarik.

Seperti halnya tradisi di Desa Tengger Wetan, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Keluarga mempelai pria rela membawa seserahan dengan nilai angka yang fantastik.

Tak hanya itu, jenis seserahannya pun unik, karena membawa seekor sapi ukuran besar, peralatan rumah tangga, seperti meja, kursi, lemari, dipan dan kasur.

Tak cukup hanya itu, seserahan juga menyertakan puluhan gabah dan beras dalam karung, bumbu dapur, makanan ringan serta minuman untuk perayaan resepsi nantinya.

Bahkan, jika ikatan pernikahan dilakukan dalam satu desa, maka seserahan tersebut akan dituntun dan diarak bersama-sama warga lainnya.

Wagi selaku perwakilan keluarga mempelai pria mengungkapkan, tradisi tersebut merupakan peninggalan budaya nenek moyang yang hingga saat ini masih lestari dan diteruskan oleh masyarakat desanya.

"Kami bersama rombongan membawa seserahan yang diangkut empat armada colt dan truk dengan nilai mencapai Rp 150 juta," ungkapnya, Jumat (13/11).

Hal itu dilakukan, tukas Wagi, dari calon mempelai perempuan dari desa lain, yakni Desa Gemulung, Kecamatan Kerek. Dan baginya wajar bagi kalangan keluarga calon pengantin yang mampu. Sebab menurutnya, mayoritas warga desanya mampu.

Sementara itu, Taryo selaku keluarga mempelai perempuan mengungkapkan rasa terima kasih atas seserahan yang diberikan.

"Kami mohon doa restu semoga pernikahan anak kami Samrotul Ma'rufah dengan A. Rifqi Febrianto Selasa (17/11) nanti berjalan lancar," pintanya.

Adapun seserahan itu, keluarganya akan memanfaatkan sebaik mungkin untuk perayaan dan resepsi pernikahan nantinya. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus