Warung Belut Legendaris "Mbah Bagong", Rasanya Nendang di Lidah
- 01 February 2024 15:14
- Yolency
- Umum,
- 2806
Tubankab - Pecinta kuliner, akan kurang lengkap rasanya jika berkunjung ke Kabupaten Tuban tanpa mencicipi hidangan di warung belut legendaris "Mbah Bagong". Warung ini dikenal karena menyajikan olahan belut yang lezat dengan cita rasa pedas gurih dan rempah-rempah yang kaya.
Kuliner ini bisa ditemukan di Jalan Majapahit, Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban. Belut yang dimasak dengan bumbu rica-rica ini disajikan dengan rempah-rempah pedas yang memanjakan lidah.
Selain masakan berbahan dasar belut, warung “Mbah Bagong” juga menawarkan pilihan menu lain yang cocok dinikmati para penggemar kuliner. Menu-menu tersebut di antaranya bekicot goreng, lele goreng, dan becek mentok yang disajikan dengan daging yang empuk, disatukan dengan bumbu yang khas, serta santan yang kental dengan rasa gurih dan pedas yang menggugah selera.
Sukarno, pemilik generasi kedua warung “Mbah Bagong” mengatakan hidangan ini sangat cocok disantap bersama nasi putih hangat atau nasi jagung yang juga tersedia. Terutama dengan belut yang masih segar, memberikan sensasi rasa yang semakin menggoda untuk dinikmati.
“Rasa pedas yang dipadukan rasa gurih ini yang disukai oleh pelanggan, nagih dan membuat kembali lagi kalau kata pelanggan,” ujarnya kepada reporter tubankab.go.id, Kamis (01/02).
Dijelaskan Sukarno, warung makan ini selalu ramai dikunjungi setiap harinya. Tidak hanya penduduk asli Tuban, tetapi juga para wisatawan dari berbagai daerah datang untuk menikmati hidangan lezat yang disajikan. Terlebih ia merasa adanya peningkatan jumlah pengunjung setelah desa Tegalagung mengusung konsep desa kuliner.
“Bahkan, di tahun 2023 kemarin kami sempat dikunjungi oleh Wagub Jawa Timur, Bapak Emil Dardak beserta istri dan rombongannya,” ungkapnya.
Untuk harga, Warung "Mbah Bagong" menetapkan harga Rp15.000 per porsi bagi para pelanggan yang ingin menikmati cita rasa lezatnya. Warung ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB untuk melayani langsung pengunjungnya.
“Kadang tak sampai jam 3 sore, karena masakannya sudah habis lebih dulu,” pungkasnya. (yavid rahmat perwita/hei)