Wujudkan Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Ini Upaya Dinkes Tuban
- 06 May 2024 16:03
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 369
Tubankab - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah bertekad untuk menjalankan Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia melalui enam pilar transformasi kesehatan. Salah satu pilar utama, yaitu transformasi layanan kesehatan primer yang dijalankan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pencapaian indikator kesehatan nasional.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari, S.K.M., pada saat membuka Rapat Koordinasi Pokjanal Desa Siaga Aktif di Aula Krisan Dinkes P2KB Kabupaten Tuban, Senin (06/05).
Ratna, sapaan akrabnya, mengungkapkan, pengembangan Desa Siaga Aktif tahun ini akan difokuskan untuk mendukung pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Integrasi Layanan Primer (ILP). Fokus transformasi ini mencakup penerapan siklus hidup sebagai platform integrasi pelayanan kesehatan sekaligus platform penguatan promosi dan pencegahan, mendekatkan pelayanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat.
“Ada tiga hal mendasar yang menjadi fokus dalam penerapan transformasi layanan kesehatan primer. Semua ini yang harus dikuasai oleh seorang kader,” tandasnya.
Selanjutnya, JF Adminkes Ahli Muda pada Dinkes P2KB Tuban, Ike Mairina, S.Tr.Kes., menambahkan, pihaknya telah menetapkan 34 Posyandu Center of Excellence (CoE) sebagai lokus atau sasaran Posyandu ILP tahun 2024. Untuk lokus Posyandu ILP ini diutamakan yang terletak di wilayah puskesmas pembantu (pustu) karena standar pelaksanaannya mensyaratkan minimal ada dua tenaga kesehatan di desa tersebut, yakni satu bidan dan satu perawat.
Dalam upaya mencapai hal tersebut, ungkapnya, posyandu harus aktif, minimal memiliki lima kader dan membuka pelayanan setiap bulan. Selain itu, posyandu telah memiliki alat untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan.
Ike Mairina mengakui tidak mudah untuk mewujudkan Posyandu ILP tersebut, salah satu kendalanya adalah masih ada beberapa posyandu yang memiliki kader kurang dari lima. Hal ini mengakibatkan capaian posyandu aktif di Kabupaten Tuban belum mencapai target.
“Targetnya 80 persen, sedangkan capaian kita masih 78 persen,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan dari semua sektor, terutama pemerintah desa untuk memenuhi jumlah kader yang ada di wilayahnya masing-masing agar menjadi posyandu aktif. Sementara itu, posyandu aktif menjadi salah satu syarat pelaksanaan Posyandu ILP.
Diterangkan, saat ini, Posyandu yang ada masih terpecah-pecah sesuai program masing-masing. Nantinya, akan menjadi satu kesatuan Posyandu ILP yang melayani seluruh siklus hidup mulai dari balita, ibu hamil, usia produktif, remaja, sampai lanjut usia.
“Untuk mencapai target tersebut, kami bersinergi dan berkolaborasi dengan Tim Pokjanal Desa Siaga Kabupaten Tuban untuk melakukan pembinaan di 10 lokus Posyandu ILP pada tahun ini. Sementara, untuk lokus Posyandu ILP lainnya, akan kami titipkan pembinaannya pada wilayah puskesmas masing-masing,” tutupnya. (yeni dh/hei)