WUJUDKAN WISATA BATIK DI TUBAN, INI YANG DILAKUKAN APINDO DAN DEKRANAS

Tubankab - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) berupaya meningkatkan industri kecil dan menengah (IKM), termasuk yang ada di Kabupaten Tuban. Ini dilakukan agar IKM punya daya saing yang kuat, terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

“Kami punya perhatian lebih pada industri tenun di Tuban, karena itu kami akan bawa program Score Training ke Tuban,’’ kata Ketua Apindo bidang UKM/IKM, Nina Tursinah saat pembukaan Lokakarya Program Score (Sustaining Competitive & Responsible Enterprises) Apindo-International Labour Organization (ILO) di Hotel Grand Mozza Wilis Jenu, Selasa (29/08).

Program Score Training adalah program dari ILO yang sudah dijalankan di 11 negara di dunia, di antaranya China, Vietnam, Columbia, Peru, Myanmar, Afrika Selatan, India, Ghana dan Bolivia. Di Indonesia program ini diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Tenaga Kerja, Apindo dan Serikat Buruh sejak 2010.

Tujuan menyeluruh dari program ini adalah membantu IKM Jawa Timur pada umumnya, dan Kabupaten Tuban khususnya, agar lebih berdaya saing, lebih berkesinambungan, lebih bersih, lebih produktif, serta mampu menyediakan pekerjaan yang layak dan lingkungan kerja yang produktif.

“Hal ini sejalan dengan visi Apindo dan Dekranas, yaitu terciptanya iklim usaha yang baik dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional secara nyata,” tambahnya.

Sementara itu, Wabup Tuban Noor Nahar berharap dengan adanya keseriusan dari berbagai pihak dalam menciptakan UKM yang lebih baik, dapat menjadikan pola pikir pelaku usaha yang selalu menjaga mutunya, terutama di saat kebutuhannya meningkat. “Dibutuhkan produk yang marketable, cepat, baik dan juga murah,” terang wabup.

Untuk mewujudkan semua itu, lanjut wabup, IKM dituntut terus meningkatkan kemampuannya, bukan hanya dari produk tetapi juga managemen Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Oleh karena itu, menurut wabup, sangat tepat lokakarya ini diselenggarakan kepada IKM di Kabupaten Tuban yang memang telah siap dan memiliki niat untuk memperbaiki diri, berubah lebih baik lagi.

Hal senada diungkapkan Bintang Puspayoga. Istri Menteri Koperasi dan UKM ini menjelaskan bahwa segala pelatihan dan juga bantuan yang diberikan oleh Dekranas, pemerintah pusat dan juga daerah ini bertujuan untuk meningkatkan mutu, dan juga mendorong peningkatan kualitas, sehingga berakibat juga pada peningkatan ekonomi pengrajin tenun Gedog Tuban.

“Kami harap kerajinan di Tuban, khususnya tenun Gedog semakin dikenal masyarakat luas, berbagai program kita lakukan untuk mendorong hal ini. Bukan hanya untuk produknya, tetapi juga SDM-nya,” imbuh Bintang.

Dukungan Pemkab Tuban dan juga masyarakat selalu dibutuhkan, apalagi dalam mewujudkan wisata batik di Kecamatan Kerek dalam waktu singkat nanti. Hal ini menurut Bintang memerlukan kerja keras dan kerja bersama.

Melalui program Score yang sudah diberikan kepada kurang lebih 200 perusahaan di Indonesia, harapannya 5 perusahaan di Kabupaten Tuban yang telah ditunjuk dapat memanfaatkan sebaik mungkin. Sebab, dari perusahaan yang telah menerapkan program Score selama ini tingkat keberhasilan dalam perubahannya sangat tinggi.

Melalui program ini pula, IKM diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan lingkungan kerja, serta mengurangi kegiatan yang non value added dengan melaksanakan sistem 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin), agar dapat meningkatkan mutu dan produktivitas, meningkatkan kemampuan untuk mengelola SDM serta menciptakan komunikasi yang lebih baik bagi manajemen maupun pekerja. Selain itu, juga meningkatkan pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja, serta menumbuhkembangkan lingkungan kerja yang lebih baik.

Setelah mengikuti lokakarya di kelas selama dua hari, akan dilaksanakan pendampingan langsung ke lokasi perusahaan selama 3 bulan, mulai Agustus sampai Oktober mendatang dan akan terus dipantau perkembangannya.

Harapannya setelah mengikuti program ini, peserta dapat menerapkan aspek-aspek Score di perusahaannya, meliputi, kerjasama di tempat kerja, pengelolaan mutu serta kesehatan dan keselamatan kerja, serta peningkatan omzet produksi yang bermuara pada peningkatan ekonomi pengrajin. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus