2 Sungai di Kecamatan Singgahan Sangat Potensial Untuk Budidaya Ikan
- 22 February 2019 15:40
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 1797
Tubankab - Demi mendukung percepatan pembangunan dan peningkatan taraf hidup masyarakat, Kecamatan Singgahan akan memanfaatkan sungai sebagai lahan budidaya ikan. Sebab, wilayah geografis Kecamatan Singgahan yang dilalui oleh dua sungai besar, yaitu kali Kening dan Nglirip, sangat potensial jika dimanfaatkan untuk budidaya ikan.
Pemerintah dari dua desa, yaitu Desa Mulyoagung dan Tingkis sudah sepakat bahwa air sungai yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan akan ditingkatkan fungsinya, agar lebih banyak manfaatnya bagi masyarakat.
Camat Singgahan Muhammad Dani Ramdani saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (22/02) menjelaskan, Kecamatan Singgahan terutama Desa Mulyoagung dan Tingkis adalah kawasan dengan debit air yang sangat memadai untuk dijadikan peternakan ikan. Dengan adanya tata kelola dan infrastruktur yang memadai, maka akan sangat memungkinkan masyarakat beralih menjadi petani ikan.
“Hasil panen bisa dikelola masyarakat untuk dijual dan dijadikan paket wisata, atau sekadar untuk dikonsumsi sendiri,” jelasnya.
Masyarakat di kedua desa tersebut, terang Dani, juga sangat bersemangat dan saling berkompetisi untuk mengembangkan potensi desanya masing-masing. Desa Mulyoagung sedang fokus dengan Wisata Air Terjun Ngliripnya yang sudah banyak dikenal oleh wisatawan dari luar Kota Tuban, sedangkan Desa Tingkis juga masih dalam tahap pengembangan wisata air yang juga satu kompleks dengan Nglirip.
Selain memanfaatkan air sungai sebagai lahan budidaya ikan, imbuh Dani, upaya lain Desa Mulyoagung dalam pengembangan ekonomi masyarakat desa adalah dengan mengembangkan potensi wisata religi yang ada di sana.
“Air Terjun Nglirip yang selalu dibanjiri ribuan pengunjung pada saat momen peringatan Haul Syekh Abdul Jabbar (Mbah Jabbar), yang diperingati setiap tahun pada Syura (dalam penanggalan Jawa). Melihat adanya potensi tersebut Pemerintah Desa setempat akan melakukan sinkronisasi dengan destinasi wisata yang ada sebagai wisata unggulan yang berbasis religi,’’ tukasnya.
Ia melanjutkan, Air Terjun Nglirip yang masuk dalam 10 besar destinasi wisata andalan Kabupaten Tuban itu, saat ini masih dalam tahap renovasi dan beberapa perbaikan tata kelola. Meski beberapa sudut sudah dilakukan perbaikan dan para pedagang juga sudah dipindahkan agar lebih tertata rapi, pemerintah setempat masih belum puas, karena masih banyak upaya lain yang belum dilakukan.
Sementara itu, Kepala Desa Mulyoagung Moh. Muhail saat dikonfirmasi menjelaskan, Pemerintah Desa akan mengembangkan aset yang ada di Nglirip, supaya sinkron antara wisata alam dan religi, agar di kemudian hari bisa dikembangkan menjadi desa wisata berbasis religi.
Ia menambahkan, Desa Mulyoagung juga akan bekerjasama dengan desa lain untuk menyamakan persepsi guna menyukseskan program tingkat kecamatan, terutama Desa Tingkis yang merupakan tetangga satu lokasi yang juga sedang mengembangkan wisata berbasis air di Kawasan Wisata Air Terjun Nglirip.
Menurutnya, Desa Tingkis yang pernah menjadi desa model tersebut sejatinya bukanlah desa yang tertinggal, kekayaan alam dan semangat para pemuda yang ingin maju menjadi nilai tambah tersendiri untuk mengembangkan salah satu wilayah di Kecamatan Singgahan ini.
Lebih jauh ia mengungkapkan, berbekal semangat ingin maju, desa yang bersebelahan dengan air terjun Nglirip itu meminta pendampingan dari Camat Singgahan untuk mengarahkan para pemuda dalam program pengembangan wisata desa.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa Tingkis, Mukaroharjo mengatakan, para pemuda Desa Tingkis sangat bersemangat untuk mengembangkan potensi desanya, dan akan sangat disayangkan jika semangat tersebut tidak diarahkan dengan baik.
Sementara itu Camat Singgahan, Muhammad Dani Ramdani juga mengimbau kepada seluruh pemuda desa tersebut untuk mensosialisasikan kepada warga yang lain, agar bergotong royong dan membantu menyukseskan program yang akan dilaksanakan tersebut.
“Tingkis mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan desa wisata, karena itu butuh koordinasi dari seluruh masyarakat yang ada untuk menyukseskan rencana tersebut,” pungkas Dani. (m nahrussodiq/hei)