Foto : Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tuban, Auliya Hany Mustikasari. (agus)

Alokasi Anggaran Diperbesar, Pemkab Tuban Percepat Penurunan Angka Stunting

Tubankab – Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., menyatakan Pemkab Tuban berkomitmen melakukan percepatan penurunan stunting secara terintegrasi. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penambahan anggaran untuk percepatan penurunan stunting. Jika pada tahun 2022 dialokasikan anggaran sebesar Rp 51,1 miliar, Pemkab Tuban menambah anggaran percepatan penurunan pada tahun 2023 menjadi Rp 72,99 miliar atau naik sekitar 42,7 persen.

Menindaklanjuti arahan Bupati Tuban, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) bersama Tim Penggerak PKK dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tuban kembali menggelar Sosialisasi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). 

Kepala Bidang Perikanan DKP2P Tuban, Linggo Indarto menjelaskan sosialisasi Gemarikan intens digelar tiap tahun. Pada awal tahun 2023, sosialisasi Gemarikan diisi dengan pembagian 1.000 paket Gemarikan di 20 kecamatan dengan sasaran ibu hamil dan balita. Adapun paket yang dibagikan berupa bakso ikan, nugget ikan, keripik ikan dan sarden ikan. 

Selanjutnya, pada bulan Desember tahun 2023, Gemarikan kembali dijalankan secara bergilir ke 20 kecamatan. Pada kesempatan ini, dibagikan 725 paket makanan kepada calon pengantin dan ibu hamil. Juga dibagikan makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil. “Kegiatan sosialisasi Gemarikan dilakukan secara roadshow dari satu kecamatan ke kecamatan berikutnya,” ungkapnya 

Linggo menjelaskan adanya perubahan penerima paket merupakan hasil dari evaluasi atas pelaksanaan Gemarikan yang diselenggarakan awal tahun 2023. Perubahan tersebut dengan asumsi akan memberikan daya ungkit lebih tinggi terhadap penurunan angka stunting. “Selain itu, sebagai bentuk pencegahan kasus stunting di Kabupaten Tuban,” jelasnya.

Sementara itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tuban, Auliya Hany Mustikasari menerangkan pada penyelenggaraan Gemarikan kali ini difokuskan pada pencegahan stunting. Alhasil, peserta yang dihadirkan adalah calon pengantin dan ibu hamil. Kendati demikian, penanganan stunting bagi pada ibu hamil dan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak tetap dijalankan beriringan. “Harapannya, upaya pencegahan yang dibarengi dengan intervensi langsung pada kasus stunting akan mampu menekankan angka kejadian stunting di Kabupaten Tuban,” terangnya. 

Mbak Hany sapaan akrabnya, mengatakan berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SGGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Tuban sebesar 24,9 persen. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, angka tersebut harus dapat diturunkan menjadi 14 persen. “Jadi kita masih memiliki tugas dan tanggung jawab bersama untuk menurunkan prevalensi sebesar 10,1 persen,” tuturnya.

Upaya yang dijalankan dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045. Anak-anak dan calon bayi menjadi generasi penerus dan calon pemimpin penggerak kemajuan bangsa Indonesia. Karenanya perlu dipersiapkan sejak dini. “Kolaborasi Pemkab Tuban, TP PKK dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tuban terus dimaksimalkan guna menekan angka stunting,” tandasnya. (m agus h/hei)

comments powered by Disqus