ANTISIPASI PERPECAHAN BANGSA, GELAR APEL BESAR KEBHINNEKAAN

Tubankab – Maraknya aksi anarkis belakangan ini terhadap perkembangan lingkungan strategis, baik pada tatanan regional, nasional, maupun global, yang begitu masif, terutama berimplikasi pada aspek keamanan dan ketertiban di wilayah Jawa Timur pada umumnya, Selasa (15/11) pagi, diselenggarakan apel besar kebhinnekaan cinta damai di Pendopo Kridho Manunggal Tuban, Selasa (15/11).

Kegiatan serentak yang dilaksanakan se Jawa Timur ini dipelopori oleh Polda Jawa Timur, dan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari unsur Polri, TNI, Satpol PP, jajaran SKPD, camat, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Tuban.

Apel besar ini mengambil tema “Hikmah Hari Pahlawan ke 71 Tahun 2016 Kita Tingkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat Guna Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan NKRI Yang Kokoh”.

Dr. Ir. Budi Wiyana, M.Si, bertindak selaku pimpinan apel saat membacakan sambutan Kapolda Jawa Timur Drs. Anton Setiadji, S.H.,M.H. mengatakan, saat ini banyak kejadian-kejadian yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Jangan sampai kita terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Itu semua merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara, sesuai profesi masing-masing, baik aparat pemerintah, TNI, Polri, maupun elemen masyarakat lainnya dalam rangka mencapai perikehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur,” pesan Kapolda Jatim.

Pada kesempatan tersebut, Kapolda juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tokoh masyarakat, khususnya para kyai, habaib serta seluruh peserta apel, dalam upaya memelihara dan mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif, sehingga tidak turut serta mengerahkan massa untuk melakukan aksi unjuk rasa ke Jakarta

“Kita ketahui bersama, pada 4 November 2016 unjuk rasa yang dilaksanakan di Jakarta berakhir ricuh. Kita sebagai warga negara yang baik harus berani menolak siakap anti pluralisme dan anarkisme, guna menjaga keutuhan NKRI, agar terhindar dari konflik sosial yang berakar radikalisme dan fanatisme,’’ ujarnya. (nul/hei)

comments powered by Disqus