AUTP BUKAN HANYA UNTUK PETANI DAERAH BANJIR

Tubankab - Sedikitnya 120 peserta yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktak) dari 4 kecamatan (Merakurak, Kerek, Montong, dan Singgahan) mengikuti sosialisasi pendampingan dan fasilitasi tentang Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tahun anggaran 2018, di ruang pertemuan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Selasa (06/02).

Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan secara bergilir, karena target dari Disperta Tuban mencakup 20 kecamatan yang ada di Tuban, dan dibagi setiap sosialisasi diikuti 4 kecamatan, sehingga bisa tuntas dengan 5 kali pertemuan.

Murtadji, S.Pi, MM, selaku kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban saat membuka acara sosialisasi mengatakan, kegiatan sosialisasi tersebut bekerjasama dengan PT. Jasindo (Asuransi Jasa Indonesia). Pihaknya mengaku, melaksanakan sosialisasi di Dinas Pertanian alasannya tidak semua petani tahu di mana lokasi Dinas Pertanian Tuban.

“Mereka (petani) kita datangkan, dengan tujuan agar mereka mengetahui lokasi Disperta Tuban, karena selama ini kegiatan kita sering turun menemui mereka langsung,” tutur mantan Camat Bancar tersebut.

Lebih jauh ia menyampaikan, Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten yang terbaik menurut Jasindo terkait AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Hal ini berdasarkan pada 2017, sekitar 10 ribu hektare lahan petani melalui Gapoktan sudah daftar secara mandiri AUTP. Dari situ, akhirnya Jasindo mengalokasikan CSR (Corporate Social Responsibility) 20 persen yang telah dibayarkan petani tahun lalu.

Kemudian, sambungnya, CSR tersebut untuk alokasi gratis dari April-September 2017 yang mencakup 40 ribu hektare, dan Oktober-Maret 2018 juga dengan luas yang sama. Kendati demikian, ada juga beberapa petani, khususnya wilayah daerah banjir (Widang, Rengel, Plumpang) yang lebih memilih inisiatif membayar sendiri daripada alokasi gratis dari CSR.

“Selama 2017, sekitar 75 persen petani Tuban mengikuti Jasindo, sisanya 25 persen kita targetkan tahun ini bisa tercover asuransi semua, sehingga total sekitar 200 ribu petani sesuai yang memiliki Kartu Tani bisa mengikuti program asuransi,” targetnya.

Tujuan dari sosialisasi ini, menurutnya, bukan hanya untuk petani daerah banjir, karena selama ini yang ikut asuransi hanya petani daerah kawasan banjir, tetapi juga untuk lahan pertanian yang terserang hama, wereng, tikus dan juga kekeringan.

“Pada 2017 kemarin, kita sudah bisa klaim asuransi dari Jasindo sebesar Rp. 2 miliar untuk lahan pertanian terdampak banjir atau pun kekeringan, yang sebelumnya belum pernah ada asuransi,” katanya.

Selanjutnya, ia menegaskan, perhatian Bupati Tuban, H. Fathul Huda sangat lebih untuk para petani. Sehingga, untuk peningkatan pertanian di Kabupaten Tuban ada alokasi APBD 2018 sekitar Rp. 27 miliar. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus