Batik Khas Plumpang tak Kalah Menarik Dibanding Batik Gedog Kerek
- 10 March 2023 15:35
- Yolency
- Kegiatan Bupati dan Wakil Bupati,
- 2221
Tubankab - Kabupaten Tuban memiliki kekayaan budaya melimpah yang tersebar hingga ke seluruh pelosok desa. Salah satunya adalah batik tenun khasnya yang sering disebut batik tulis tenun gedog yang ada di Kecamatan Kerek.
Seiring dengan perkembangan zaman, pengembangan batik khas Tuban tidak hanya terjadi di Kecamatan Kerek saja, namun juga di kecamatan lain tak terkecuali Kecamatan Plumpang, tepatnya di Desa Sumberagung.
Adalah Nurul, seorang pengusaha batik rumahan yang berjuang mengenalkan batik khas Sumberagung, Plumpang, melalui brand Zyba Batik miliknya. Terletak tak jauh dari pusat kota kecamatan, Nurul bersama enam orang karyawannya yang tak lain adalah anak-anak lulusan SMA yang juga tetangganya, berjuang sedikit demi sedikit memperkenalkan batik khas dari desanya. Ia telah memulai bisnis ini sejak 2017 silam.
Nurul memproduksi batik tulis dan batik cap dengan motif padi dan melon, khas Kecamatan Plumpang. Tak hanya masyarakat sekitar, konsumennya pun sampai ke daerah lain seperti Nganjuk dan sekitarnya.
“Reseler saya sampai Nganjuk, dan paling laris batik cap karena lebih cepat dan terjangkau,” terang Nurul, Jumat (10/03).
Usai mendapat kunjungan dari Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky beberapa waktu lalu, ia berharap batik tulis dan cap motif melon dan padi khas Kecamatan Plumpang bisa dikenal khalayak, termasuk di kabupaten sendiri.
Ia mengaku kesulitan untuk menjelaskan kepada para konsumen yang menganggap jika batik miliknya adalah batik gedog.
“Presepsi masyarakat awam adalah batik Tuban ya batik gedog Kerek, padahal gedog adalah jenis kain yang digunakan dan memiliki motif spesifik yang ditulis di atasnya,” terang Nurul.
Baru-baru ini, Nurul juga telah mengikuti pameran UMKM yang diselenggarakan oleh Pemkab Tuban di Alun-alun saat Upacara Gelar Pasukan Apel Siaga dalam rangka HUT Satpol-PP, Satlinmas, dan Damkar Rabu lalu yang dihadiri langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan pejabat lain dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.
“Kemarin adalah kesempatan kami memperkenalkan batik yang kami produksi, Alhamdulillah ramai yang datang,” ucap Nurul.
Saat ini, Nurul mengaku selain pemasaran, ia masih kesulitan dalam mendapatkan bahan baku. Ia harus membeli bahan dari daerah lain, seperti kain hingga malam. Namun begitu, ia juga mencoba memproduksi malam secara mandiri untuk menghemat biaya produksi.
“Kami terus berinovasi untuk motif dan produk yang akan kami jual, mulai dari pewarnaan dan selalu mengikuti apa permintaan konsumen tanpa menghilangkan ciri khas kami,” jelentrehnya.
Adapun harga batik produksi Zyba Batik berkisar Rp 150 hingga Rp 400 ribu per meter. “Selain kain juga ada yang langsung jadi, seperti daster,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mendukung penuh pengembangan batik di Kabupaten Tuban, termasuk produksi Zyba Batik khas Sumberagung, Kecamatan Plumpang. Melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag), pihaknya akan membantu pemasaran hingga pengembangan batik yang diproduksi oleh Nurul.
“Batik Sumberagung juga adalah OVOP dari Plumpang yang patut kita dukung dan kembangkan,” ungkap Mas Lindra.
Mas Lindra juga mendukung keikutsertaan Nurul dalam mengurangi angka pengangguran dengan memperkerjakan anak muda di sekitar desa. “Ini bisa membantu mengurangi angka pengangguran, dan perkembangan ekonomi di desa hingga tingkat rumah tangga,” tutup Mas Lindra. (nurul jamilah/hei)