Bencana Tak Hanya Urusan BPBD
- 02 May 2018 17:02
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 916
Tubankab - Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein membuka kegiatan Pelatihan Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) Sektor Psycososial, di Gedung Korpri Tuban, Rabu (02/05).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban tersebut diikuti 100 orang peserta dari berbagai kelompok kebencanaan di Kabupaten Tuban.
Dalam sambutannya, Wabup Noor Nahar Hussein mengatakan, semboyan living harmony with disaster risk, memang akrab dengan masyarakat Tuban. Oleh karena itu, masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana perlu mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum bencana, saat bencana dan pasca bencana. “Kita harus sigap karena hidup dalam daerah rawan bencana, baik setelah dan sebelum bencana itu terjadi,” kata wabup.
Wabup menegaskan, kebutuhan tentang psycososial pemenuhannya bersifat lintas sektoral. Menurut wabup, tidak bisa hanya dilakukan oleh BPBD, tetapi kerja lintas OPD. “Kalau misalnya trauma pasca bencana, ini juga harus melibatkan Dinas Kesehatan, Pendidikan, Sosial, bahkan juga Kementerian Agama, jadi tidak hanya tanggung jawab BPBD saja,” terang wabup.
Wabup menambahkan, saat ini kesadaran masyarakat tentang keselamatan cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya relawan siaga bencana atau Desa Tangguh Bencana (Destana) di hampir seluruh desa di Kabupaten Tuban. “Saya mengapresiasi, sudah banyak Destana di Kabupaten Tuban. Ini juga menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat kita terhadap pentingnya keselamatan itu sudah ada,” jelentrehnya.
Sementara itu, Kalaksana BPBD Joko Ludiono mengatakan, tujuan dari Pelatihan Jitupasna ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan masyarakat, relawan dan aparatur terkait dalam penanganan psikis yang diakibatkan oleh bencana. Bagaimana masyarakat tahu apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah bencana, utamanya dampak secara psikologis.
“Ini sebagai bekal bagi tim kami, juga masyarakat umum, bagaimana penanganan pasca bencana. Selama ini kita hanya memikirkan dan menghitung kerugian materi, tetapi kerugian secara psikis , belum ada yang menyentuh ke ranah itu,” kata Joko.
Mantan Camat Grabagan ini mengatakan, Jitupasna sektor psycososial dibutuhkan, agar nantinya tidak ada kebingungan dalam penanganan korban bencana. “Bagaimana mengatasi trauma, bagaimana mengatasi emosi korban pasca bencana, dan apa saja yang ia butuhkan saat itu, perlu untuk diketahui,” pungkas Joko.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua DPRD Tuban Miyadi, Mercy Corp, fasilitator psikosocial dan pendampingan dari UNDP. (nurul jamilah/hei)