Foto : Kepala BPBD Tuban saat berada di pinggir Bengawan Solo terkait pembangunan tanggul. (mct)

BPBD Tuban Atasi Bencana Melalui Program "Mas Pena"

Tubankab - Kabar baik diterima warga Desa Kenongosari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban perihal penanganan longsor yang terjadi pada awal tahun 2023. Setelah dikunjungi Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., pada Februari lalu, kini tepian jalan yang longsor akan ditangani.

Sebelumnya, Mas Lindra bersama pimpinan OPD melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Soko. Salah satu desa yang dikunjungi, yaitu Desa Kenongosari. Di lokasi tersebut, Mas Lindra secara langsung melihat kondisi tepian jalan yang longsor. Pada kesempatan ini, warga menginginkan adanya pembangunan tanggul agar tanah dan jalan di tepian bantaran Bengawan Solo agar tidak kembali terjadi longsor maupun habis tergerus aliran sungai.

Menanggapi keluhan warga, Mas Lindra langsung berkoordinasi dengan pejabat Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Alhasil, diambil tindakan cepat dengan menurunkan tim agar longsor tidak melebar dan membahayakan warga. Langkah tersebut hanya bersifat sementara untuk meminimalkan potensi bahaya. 

“Sebelum dibangun, akan dilakukan kajian bersama tim ahli dan pihak-pihak terkait,” ungkapnya.

Menindaklanjuti arahan Bupati Tuban, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Sudarmaji bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan BBWS, Pemerintah Kecamatan Soko dan Desa Kenongosari. Kolaborasi lintas sektoral diwujudkan dengan pembangunan tanggul sementara pascabencana. Pembangunan tanggul dilakukan dengan cara memasang bronjong di tepian jalan sepanjang 30 meter dan tinggi 11 meter. 

“Bronjong dan tenaga pengawas ahli berasal dari BBWS, alat berat dan batu dari BPBD Tuban, tenaga kerja dan bambu berasal dari pemerintah kecamatan dan desa,” jelasnya kepada reporter Diskominfo-SP Tuban, Rabu (13/09).

Lebih lanjut, rehabilitasi tanggul tersebut sebagai penanganan darurat bencana. Langkah ini diambil agar jalan, tanah, dan rumah warga di sekitar lokasi tidak lagi mengalami longsor. Sehingga tidak membahayakan warga maupun pengguna jalan yang melintas.

Adapun pembangunan tanggul permanen saat ini tengah diusulkan ke BBWS selaku pihak yang berwenang menangani Bengawan Solo. “Proposal sudah kami ajukan sejak lama, hanya tinggal menunggu keputusan BBWS,” sambungnya.

Sudarmaji menjelaskan rehabilitas tanggul di Desa Kenongosari menjadi salah satu program Mas Pena. Program Mas Pena (Merajut Asa Pasca-Bencana) merupakan inovasi yang dikembangkan BPBD Tuban. Program tersebut dimaksudkan membantu masyarakat untuk pulih dan kembali bersemangat menjalani hari-hari pascabencana. 

Salah satu warga Desa Kenongosari, Kusno menyampaikan terima kasih atas pembangunan tanggul ini. Keberadaan tanggul sudah dinantikan warga desa karena khawatir terjadi longsor kembali. “Alhamdulillah. Setelah dikunjungi Mas Lindra beberapa waktu lalu, tanggul ini langsung dibangun. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu,” tuturnya. (m agus h/hei)

comments powered by Disqus