Foto : Bupati Tuban, H. Fathul Huda (paling kanan) saat panen garam sistem tunel. (agus/dadang)

Bupati Panen Kerapu dan Garam Sistem Tunel

Tubankab - Bupati Tuban, H. Fathul Huda bersama istri melakukan peninjauan perkembangan dan melaksanakan panen budi daya kerapu keramba apung di lepas pantai Kecamatan Bancar, Rabu (26/12).

Hadir dalam kegiatan ini Seksi Produksi Perikanan Dirjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Drs. Tadjudin, Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Edi Pranoto, UPT Balai Budidaya Perikanan Situbondo, Kadis Perikanan dan Peternakan, Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban. 

Kepala Diskanak Tuban, Ir. M. Amenan, M.T., menyebutkan bahwa potensi budidaya kerapu keramba apung yang dikembangkan dinasnya memiliki potensi yang bagus. Dia menjelaskan dari modal keramba apung senilai Rp 300 juta yang terbagi dalam 8 petak, yang efektif dipakai 7 petak, sedangkan 1 petak lainnya digunakan untuk proses sortir dan pemisahan bibit, di mana setiap petak dapat menampung 400-500 bibit kerapu dengan masa pemeliharaan 6-7 bulan dapat mengasilkan kurang lebih 140 kwintal dengan asumsi harga 85 ribu per kg, maka akan mendapatkan nilai kotor sekitar Rp 120 juta. Adapun untuk biaya pemeliharaan dan operasional berkisar 50-60 persen. 

Lebih lanjut Amenan menjelaskan bahwa keramba apung yang ada tersebut merupakan hibah dari Provinsi Jawa Timur pada 2017 sebanyak 2 unit yang dihibahkan kepada 2 kelompok nelayan Desa Bulu, Kecamatan Bancar. Selanjutnya akan direncanakan program bantuan hibah sebanyak 2 unit keramba apung pada 2019 dari dana APBD Kabupaten Tuban. 

Dalam rangkaian kunjungan lapangan tersebut, Bupati Tuban beserta rombongan juga melakukan peninjauan dan uji coba serta panen produksi garam dengan sistem tunel di Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang.

Produksi garam dengan sistem tunel yang menggandeng Pusat Studi Pesisir dan Kelautan (PSPK) Universitas Brawijaya Malang ini menurut Amenan bertujuan mengubah pandangan masyarakat tentang produksi garam yang tetap bisa dilakukan walaupun dalam musim hujan. “Di samping itu, produksi garam dengan sistem tunel memiliki kualitas 90 NaCl atau setara dengan kualitas industri,’’ terangnya

Menurutnya, dengan area produksi mencapai 1 hektare dapat dibangun 14 tunel lahan produksi dengan ukuran meter persegi. Dari 14 tunel tersebut dapat dibagi 6 tunel peminihan, 4 tunel tandon, 4 tunel kristalisasi. Dari 4 tunel kristalisasi, masing-masing tunel mampu memproduksi 300 kg garam (0,3 ton). Penerapan metode tunel dapat dilakukan panen 2 kali dalam satu bulan dengan asumsi produksi 6 bulan musim kemarau dan 6 bulan musim hujan. Setelah melewati proses kristalisasi maksimal 15 hari dapat dilakukan panen garam.

Sementara itu, Direktur PSPK, Andi Kurniawan, D. Sc. menyatakan bahwa sistem tunel dengan menggunakan tambak rumah kaca mampu memproduksi sekitar 164 ton garam per hektare per tahun jauh lebih besar dari pada tambak konvensional yang hanya mampu menghasilkan sebesar 80-100 ton. Dengan investasi tambahan untuk pembuatan rumah kaca sebesar Rp 54 juta per hektare (dapat digunakan selama 3 tahun). Dengan asumsi harga garam Rp 1000 per kilogram, maka petani garam akan memperoleh penambahan nilai sebesar Rp. 64 juta per hektare per tahun. 

Bupati Tuban, H. Fathul Huda setelah melaksanakan panen di dua lokasi berbeda tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Diskanak Tuban dan semua pihak terkait pada kedua program tersebut. Hasil inovasi ini oleh Bupati diharapkan dapat memberikan output yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Bukan sekadar inovasi, tetapi juga harus membawa nilai ekonomi yang mampu menyejahterakan masyarakat,’’ tegas bupati. (m agus h/dadang s/hei)

Sumber : Media Center

comments powered by Disqus