Foto : Para PNS di lingkup Pemkab Tuban saling maafkan saat acara halal bihalal. (tauviq)

Bupati : “Saya Paling Sering Salah, Sebab Saya Paling Sering Bicara”

Tubankab - Hari pertama masuk kerja bagi kalangan PNS di lingkup Pemkab Tuban dimanfaatkan dengan menggelar acara Halal bihalal di Pendopo Krido Manunggal Tuban, Kamis (21/06).

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Tuban H. Fatchul Huda dan Wabup Tuban Noor Nahar Hussein, serta Sekda Tuban Budi Wiyana beserta isterinya masing-masing. Tak ketinggalan pula seluruh pejabat di jajaran Pemkab Tuban.

Momen tersebut dimanfaatkan mereka untuk saling bermaaf-maafan dan menyantap hidangan yang telah disediakan.    

Bupati Tuban H. Fathul Huda dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf di hadapan para peserta yang hadir. Bupati juga mengaku bahwa pihaknya adalah pihak yang paling sering bersalah. “Sebab, saya yang paling sering bicara,” dalih bupati.

Selaku bupati, ia juga menyampaikan permintaan maaf karena banyak harapan dari ASN kepada pihaknya yang tidak tercapai dan terpenuhi. “Itu semua dikarenakan keterbatasan yang ada dalam diri saya,” ungkap bupati.

Halal bihalal dikatakan bupati, adalah budaya yang sangat luhur dan tidak ada di Kota Makkah maupun Madinah. Hal tersebut, lanjut bupati, menunjukkan hebatnya tradisi nenek moyang bangsa Indonesia. Serta hebatnya Islam Nusantara,” terang bupati.

Lebih lanjut, bupati juga menyampaikan kiat-kiat agar hubungan dapat harmonis dengan sesama. Pertama, manusia harus bijak dalam menyikapi perbedaan. Dikatakannya, semua manusia berbeda dan setiap kepala mempunyai pendapat yang berbeda juga. “Jangan berfikir sama dengan kita,” ucap bupati.

Bupati juga meminta, agar hal tersebut diterapkan terutama di Kabupaten Tuban, yang terdiri dari beberapa agama dan budaya yang berbeda.

Kedua, bupati menyampaikan, dalam membentuk hubungan yang harmonis, jangan merasa lebih tinggi daripada yang lain. Ia mencontohkan, seperti pimpinan jangan merasa lebih tinggi dari pada bawahannya. “Jangan sampai ada yang merasa lebih tinggi,” tegasnya.

Bupati juga meminta, dalam berbicara, hendaknya menggunakan bahasa yang mengandung unsur seperti terima kasih, tolong, salam, dan maaf. “Kita biasakan dengan salam, dan ditutup dengan terima kasih, kalau perintah mulailah dengan tolong,” ujar Huda memberikan contoh.

Kemudian yang ketiga, lanjut bupati, dalam membentuk hubungan yang harmonis, harus dilakukan dengan kelembutan. “Gunakanlah bahasa-bahasa yang lembut dalam menyampaikan sesuatu,” saran bupati.

Terakhir, dalam sambutannya, bupati menyampaikan terima kasih atas kehadiran para peserta dan meminta para peserta untuk saling mushafahah (berjabat tangan). “Dalam mushafahah bukan sekadar mengulurkan tangan, tetapi dalam hati kita saling maaf memaafkan,” pungkasnya. (tauviqurrahman/hei)

comments powered by Disqus