Cerita Inovator Kesehatan Tentang Pencegahan Dan Percepatan Penanganan Stunting
- 29 November 2023 15:19
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 309
Tubankab - Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Dr. Ir. Budi Wiyana, M.Si., menyerahkan penghargaan kepada para pemenang Lomba Inovasi dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik dengan tema “Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting”, Rabu (29/11).
Bertempat di Kayu Manis Resto, penyerahan penghargaan dilakukan pada acara Succes Story Lomba Inovasi dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik yang digagas Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban.
Pada kesempatan ini, para inovator kesehatan menceritakan latar belakang lahirnya inovasi yang dikembangkan. Adapun pemenang lomba inovasi dan replika pelayanan publik, yaitu juara pertama RSUD dr. R. Koesma dengan inovasi Butik Asi (Ibu Cantik Dengan ASI Eksklusif). Juara dua diraih Dinkes P2KB dengan inovasi Canting Besi (Cegah Stunting Dengan Benahi Stunting). Juara ketiga ditempati Puskesmas Merakurak dengan inovasi Ceting Mening (Cegah Stunting dengan Gerakan Menu Isi Piringku).
Direktur RSUD dr. R. Koesma, dr. Mohammad Masyudi menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Penghargaan yang diterima kian memotivasi pegawai RSUD Koesma untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan kesehatan. Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh tenaga kesehatan yang telah mengembangkan inovasi Butik Asi. Inovasi tersebut dalam rangka mendukung pencegahan dan percepatan penanganan stunting di Kabupaten Tuban.
Masyudi mengatakan latar belakang inovasi berangkat dari kepedulian tenaga kesehatan perihal pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan. Tenaga kesehatan mengedukasi orang tua dan keluarga bahwa pemberian ASI kepada bayi sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi
Petugas melakukan pendataan ibu yang melahirkan di rumah sakit. Data tersebut selanjutnya dikirimkan ke Dinkes P2KB Tuban agar dapat diteruskan ke Puskesmas maupun kader kesehatan di tingkat terendah. “Ini adalah kolaborasi seluruh insan kesehatan pada berbagai sektor,” ungkapnya.
Selanjutnya, Administrator Kesehatan Ahli Muda pada Dinkes P2KB Tuban, Ike Mairina Amd. KL, menjelaskan inovasi Canting Besi didasari masih rendahnya Desa ODF (Open Defecation Free) yang berpengaruh terhadap tingginya angka stunting. Adanya Canting Besi diharapkan mampu menurunkan kasus stunting melalui peningkatan atau perbaikan sanitasi.
Dalam pelaksanaan Canting Besi melibatkan sejumlah instansi pemerintah, Baznas, dan partisipasi desa. Selain itu, juga dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang berperilaku hidup bersih dan sehat. Komitmen menjaga kebersihan lingkungan akan mampu mendukung penanganan stunting.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Merakurak, dr. Reinnidha Puspita Sari menuturkan inovasi Ceting Mening memiliki filosofi makna pada namanya. Penamaan Ceting berarti centong yaitu alat mengambil nasi. Sedangkan, Mening memiliki makna sempurna. “Dari filosofi tersebut, kami berfokus pada penanganan stunting dengan menitikberatkan pada menu gizi harian berimbang bagi balita,” tuturnya.
Reinnidha Puspita mengatakan pelaksanaan Ceting Mening melibatkan pihak pemerintah kecamatan, organisasi, pemerintah desa, dan insan kesehatan. Petugas kesehatan akan memberikan pemahaman tentang cara penyajian menu isi piring dengan makanan bergizi berimbang. (m agus h/hei)