Foto : Ciki ngebul jajanan yang berbahaya untuk dikonsumsi oleh anak-anak. (google)

Ciki Ngebul, Jajanan Viral yang Bahaya Dikonsumsi, Kok Bisa ?

Tubankab - Sempat menjadi viral di kalangan anak-anak, jajanan “ice smoke” atau biasanya disebut ciki ngebul saat ini tengah menjadi sorotan dari Kementerian Kesehatan, setelah beberapa kasus keracunan terjadi di beberapa daerah.

Jajan ini memang terlihat sangat menarik, karena sensasi saat memakannya akan keluar asap seperti nafas naga dari mulut dan hidung. Jajanan ini juga gampang ditemui di berbagai acara festival atau pameran di tengah kota, hingga pedesaan. Namun, meski begitu, makanan yang diolah menggunakan cairan nitrogen ini berbahaya untuk dikonsumsi.

Sub Koordinator Farmakmin Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban Siti Choirijah mengatakan, ciki bul atau ciki ngebul memang produk pangan yang diberikan tambahan nitrogen cair yang sebenarnya tidak boleh digunakan langsung kepada produk pangan.

“Sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara langsung,” ungkap Choirijah.

Ia menjelaskan, suhu tubuh manusia normal 37°, nitrogen memiliki titik didih -200 hingga -900°, maka jika terjadi kontak langsung dengan kulit, maka akan menimbulkan luka bakar dingin.

“Yang tidak diprediksi, jika terlelan bisa sampai ke saluran nafas, pusing, mual, muntah, nafas tersengal, serta terjadi pembengkakan di daerah lambung,” jelas Choirijah.

Namun, sebenarnya terdapat nitrogen food grade yang disarankan oleh BPOM yang bisa digunakan untuk makanan, dengan syarat kadar uap harus 0°, seperti yang banyak digunakan di restoran. Sayangnya, kebanyakan pedagang menggunakan nitrogen yang tidak sesuai dengan saran BPOM.

Lebih lanjut, Choirijah menyebutkan, hingga saat ini belum ditemukan kasus keracunan atau kejadian naas akibat ciki ngebul di Kabupaten Tuban. Namun upaya antisipasi dan mitigasi tetap dilakukan.

“Tim kami telah melakukan investigasi terkait ciki ngebul ini. Hasilnya tidak ada kasus yang terjadi, dan kebanyakan pedagangnya berasal dari luar Tuban,” jelas Choirijah.

Selain itu, melalui intervensi dari BPOM, dan binaan dari Dinkes P2KB juga telah terbentuk Kader Keamanan Pangan (KKP) yang telah ada di tujuh sekolah, yaitu SD Bina Anak Soleh , SD Latsari, Kebonsari 2, Gadon Tambakboyo, SMP 1 Rengel, SMP 1 Plumpang yang akan digetoktularkan ke sekolah lainnya.

Sementara itu, KKP Risky dan Dafa dari SD Bina Anak Sholeh menceritakan, usaha mereka mengedukasi teman sebayanya untuk tidak jajan ciki ngebul.

“Kita bilang ke teman-teman jangan makan, nanti kamu sakit. Kalo sakit kasihan orangtua kamu, jadi mending jajan makanan lain aja,” ujar Risky dan Dafa yang duduk di kelas 5 ini. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus