Foto : Sri Wijayanti, Direktur Utama Buah dan Holtikultura dari Kementerian Pertanian RI (jilbab coklat) saat mengunjungi lahan lengkeng. (chusnul)

Desa Sugihan Bisa Jadi Desa Lengkeng Nasional

Tubankab - Sejak ditanam pada akhir 2017 lalu, melalui alokasi bantuan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), buah lengkeng jenis kateki yang berada di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban telah memasuki panen perdana, Kamis (28/03).

Panen perdana ini dihadiri langsung oleh Sri Wijayanti, Direktur Utama Buah dan Holtikultura dari Kementerian Pertanian RI, didampingi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, serta stakeholder terkait.

Warsito selaku Kepala Desa Sugihan saat diwawancarai sejumlah wartawan menyampaikan, sedikitnya ada 32,5 hektare lahan pertanian yang ditanami 6.200 buah lengkeng jenis kateki yang melibatkan 76 petani. Lahan tersebut semula adalah lahan gersang, namun berkat semangat dan dorongan pihak desa serta komitmen bersama kelompok tani, akhirnya mereka mau ditanami buah lengkeng ini.

 "Awalnya para petani ragu, namun kami terus meyakinkan dan bahkan untuk meyakinkan mereka, kita ajak studi banding ke Blora dan Kendal untuk melihat langsung proses dan tata cara menanam buah lengkeng, dan akhirnya para petani mau dan kita bisa panen perdana saat ini,” tutur Kades yang mantan aktivis ini. 

Ia juga menuturkan, untuk panen perdana ini ada sedikitnya 600 pohon yang sudah berbuah, dengan rata-rata tiap pohon menghasilkan 20 hingga 40 kilogram dengan harga Rp 20 ribu per kilogram. "Kita juga tidak usah bingung tentang pemasarannya, karena kita juga sudah kerjasama dengan pihak ketiga sebagai pembeli,” sambungnya.

Sementara itu, Sri Wijayanti, Direktur Utama Buah dan Holtikultura dari Kementerian Pertanian RI dalam arahannya mengatakan, pihaknya menyarankan petani untuk membentuk suatu badan koperasi. Sebab, kalau ingin besar harus kompak dan komitmen bersama.

"Dua tahun ke depan dengan jumlah populasi pohon sekitar 6.200 kita bisa minimal menutup kebutuhan impor lengkeng kita dari Thailand. Tapi harus diatur setiap bulan harus diproduksi berapa, sampai Desember. Apalagi ada swadaya petani menyiapkan lahan 50 hektare hingga 200 hektare ditambah bantuan bibit, maka kita Insya Allah yakin Desa Sugihan akan kita kenal jadi Desa Lengkeng Nasional,” harapnya.

Harapannya, dengan adanya komitmen petani, komitmen pasarnya, komitmen Pemdes, komitmen Dinas Pertanian, komitmen perusahaan atau pihak ketiga, dan komitmen Kementerian Pertanian, pihaknya yakin pasti bisa. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus