Foto : Para peserta pertemuan upaya penguatan kesehatan reproduksi. (ist)

Dinas Kesehatan P2KB Tuban Gelar Pertemuan Upaya Penguatan Kesehatan Reproduksi

Tubankab - Dalam rangka meningkatkan kualitas generasi sehat dan berkualitas, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Tuban mengadakan pertemuan penguatan layanan kesehatan reproduksi remaja, calon pengantin, serta program Keluarga Berencana (KB), yang bertempat di Aula Dinkes P2KB Tuban, Selasa (12/09).

Acara ini diikuti oleh 33 pengelola KB Kespro dari seluruh Puskesmas di Kabupaten Tuban dengan tujuan meningkatkan kapasitas petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, sekaligus memperkuat implementasi Inovasi "BESTI TANIA" (Remaja Sehat Berprestasi Tanpa Anemia). Para peserta juga diberikan pembekalan mengenai edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja.

Pertemuan tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kefarmasian, Alat Kesehatan, dan Tenaga Kesehatan Dinkes P2KB Tuban, Rukmini, SKM, MM. Dalam sambutannya, Rukmini menekankan pentingnya persiapan kesehatan sebelum kehamilan. "Dengan memberikan pelayanan kesehatan optimal kepada calon ibu, kita dapat mencegah komplikasi kehamilan dan memastikan lahirnya generasi yang sehat," ujarnya.

Dikatakan Rukmini, fokus utama pertemuan ini adalah skrining dini terhadap calon ibu, mengingat angka perkawinan usia muda, kekurangan energi kronis (KEK), anemia, dan penyakit menular seksual pada ibu hamil di Kabupaten Tuban masih cukup tinggi. Melalui skrining, kondisi-kondisi tersebut dapat dideteksi lebih awal untuk penanganan yang tepat.

Selain itu, sebagai narasumber, dr. Ratna Ernawati, SpOG, memaparkan pentingnya pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin, termasuk konseling pra-konsepsi, pemeriksaan fisik lengkap, serta imunisasi. "Dengan persiapan yang matang, calon ibu dapat menjalani kehamilan dengan lebih aman," ungkap dr. Ratna.

Kegiatan ini mendukung upaya pemerintah menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan stunting. Diharapkan, peningkatan layanan kesehatan reproduksi mampu mencegah komplikasi kehamilan serta kelahiran prematur, yang menjadi penyebab utama AKI dan AKB.

Dinas Kesehatan akan melakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan keberhasilan program ini. (afthon fu/yavid/hei)

comments powered by Disqus