Foto : Petugas saat cek kebutuhan pokok di salah satu swalayan. (chusnul)

Dinas Koperasi Cek Kondisi Ketersediaan Bahan Pokok, Agus : Kondisinya Normatif

Tubankab - Guna mengetahui kondisi kebutuhan pokok, Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tuban bersama Polres dan Dinkes, Pengendalian Penduduk dan KB Tuban melakukan cek langsung di sejumlah pasar dan swalayan.

"Ini sengaja kami turun ke sejumlah swalayan untuk melihat langsung kondisi bahan pokok saat Ramadan dan menjelang Lebaran," kata Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Tuban, Agus Wijaya kepada awak media, Kamis (07/04).

Sejumlah swalayan yang menjadi sasaran, sebut Agus, antara lain Pasar Baru, Bravo Supermarket dan Swalayan Samudra.

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya melakukan cek kondisi di lapangan apakah barang-barang yang dijual, khususnya bahan pokok dan barang penting apakah masih dijual standar dan layak jual atau stoknya mencukupi atau tidak, termasuk kualitasnya.

Dengan melakukan cek langsung, tutur Agus, pihaknya bisa mengetahui kondisi barang dan para konsumen tidak dirugikan serta pihak-pihak terkait tidak memanfaatkan momen ini menjelang Lebaran.

"Kami tidak menemukan sesuatu yang menjadi perhatian khusus, karena kondisinya normatif dan standar, ketersediaan barang juga aman," ungkap mantan Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban itu.

Disinggung soal harga, terang Agus, masih wajar sesuai kondisi di lapangan. Artinya, tidak ada lonjakan tinggi dan masih dalam batas kewajaran.

Kebutuhan pokok yang menjadi perhatian khusus, lontar Agus, adalah minyak goreng, khususnya jenis curah.

"Kalau yang minyak goreng kemasan sesuai ketentuan sudah tersedia dengan harga yang berlaku antara Rp 23 ribu - Rp 24 ribu per liter," ia memastikan.

Sedangkan yang jenis curah, paparnya, sedang dilakukan evaluasi dan diupayakan dalam rangka mencukupi kebutuhan masyarakat, khususnya kalangan kelas bawah, pelaku usaha, UKM dan seterusnya.

Untuk mengantisipasi terjadi penimbunan minyak goreng, dinasnya bersama pihak terkait termasuk satgas pangan akan meruntut alur distribusi, mulai hulu hingga hilir. Sehingga tidak ada peluang bagi distributor, agen atau sales untuk membelokkan arah alur yang semestinya.

Agus mengaku, untuk ketersediaan minyak goreng jenis curah saat ini memang ada, namun jumlahnya terbatas. Sehingga, ia menyarankan sebagai penggantinya untuk menggunakan minyak goreng kemasan.

"Monggo masyarakat menggunakan minyak yang kemasan, karena kualitasnya terjamin dan bagus walau harganya cukup tinggi dari biasanya," pintanya. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus