DINSOS GELAR PELATIHAN BAGI PARA DISABILITAS, MINTO : MEREKA TIDAK PERLU DIKASIHANI

Tubankab - Dinas Sosial (Dinsos) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Tuban menggelar Program Penjangkauan/Outreach Services yang bekerja sama dengan Panti Sosial Bina Netra (PSBN) “Mahatmiya” Bali milik Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) di salah satu hotel di Jalan Teuku Umar Tuban, Senin (16/04).

Kegiatan ini dihadiri 30 penyandang disabilitas netra di Kabupaten Tuban, dan berlangsung selama 7 hari, yaitu dari 16 sampai 22 April 2018.

Minto Ichrtiar Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial pada Dinsos P3A Kabupaten Tuban mengatakan, tujuan diadakannya pelatihan bagi penyandang disabilitas netra ini adalah untuk memberikan bekal keterampilan dalam menghadapi kehidupan di masyarakat. “Mereka ini perlu tambahan bekal untuk menambah penghasilan, jadi arahnya ini untuk kemandirian mereka dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat,” terangnya saat diwawancarai oleh reporter tubankab.go.id seusai acara.

Ia menambahkan bahwa penyandang disabilitas netra ini sebagian besar nafkahnya berasal dari pijat (massage). “Tidak perlu dikasihani, tapi perlu dibantu dan diberdayakan,” tutur Minto.

Masih lanjutnya bahwa pelatihan ini sifatnya adalah pendalaman, karena dikatakan Minto para disabilitas netra ini sebenarnya sudah bisa dalam hal pijat. “Jadi pendalaman untuk lebih mengikuti perkembangan zaman dalam teknik pijat, supaya dimaksimalkan dan menambah penghasilannya,” ungkapnya.

Minto berharap agar peserta disabilitas netra ini dapat memanfaatkan ilmu yang diambil dari pelatihan selama tujuh hari tersebut.

Sementara itu, Kepala Panti Sosial Bina Netra (PSBN) “Mahatmiya” Bali Ketut Supena mengatakan bahwa dengan menggelar program penjangkauan/outreach services ini dapat mempercepat terwujudnya kemandirian secara sosial dan ekonomi bagi penyandang disabilitas netra di Kabupaten Tuban.

Dikatakannnya ada empat program penjangkauan/outreach services, yang terdiri dari orientasi dan mobilitas, yaitu bagaimana ia melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, keterampilan kegiatan sehari-hari (KKS), dan pijat yang terdiri dari pijat refleksi dan kesegaran.

Ia berharap dengan diadakannya program penjangkauan/outreach services ini dapat memberikan dampak terhadap pola pikir para peserta. “Perubahan pola pikir dari penyandang disabilitas untuk menggali potensi mereka,” terangnya. (tauviqurrahman/hei).

comments powered by Disqus