Diperlukan Akselerasi Untuk Dorong Petani Percepat Penanaman Pasca Panen
- 26 June 2020 20:44
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 422
Tubankab - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo bersama Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Tuban, Jumat (26/06). Rombongan Mentan disambut Bupati Tuban, H. Fathul Huda untuk menyaksikan akselerasi pertanian percepatan tanam padi pasca panen di Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Tuban. Pada kesempatan ini, diserahkan sejumlah bantuan pertanian, seperti bibit dan alat pertanian.
Menteri Pertanian mengatakan percepatan tanam pasca panen dimaksudkan untuk mengejar sisa air yang tersedia. Mengingat berdasarkan prakiraan BMKG terjadi kemarau panjang, serta Organisasi Pangan Dunia (FAO) memperkirakan akan terjadi krisis pangan global. "Diperlukan akselerasi dari pemerintah daerah untuk mendorong petani mempercepat penamaan kembali pasca panen," ungkapnya. Juga dilakukan fasilitasi sarana prasarana penunjang pertanian lainnya, tersedianya bibit, perairan dan teknologi pertanian terbaru.
Menteri Syahrul Yasin menjelaskan Kabupaten Tuban memiliki kualifikasi SANGAT PRIMA untuk menjadi percontohan pertanian di Jawa Timur dan nasional. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan kepada petani lebih dari Rp. 200 miliar. "Jumlah ini akan terus ditingkatkan untuk menunjang peningkatan sektor pertanian," imbuhnya.
Sektor pertanian juga diarahkan berbasis korporasi hulu hilir. Sehingga petani tidak lagi menjual gabah namun dapat diolah menjadi beras premium untuk langsung dijual. Kabupaten Tuban juga berpotensi untuk memiliki lokasi pengembangan bibit berkualitas.
Lebih lanjut, pemerintah daerah diminta ikut mengambil peran dalam pengelolaan pasca panen lebih baik. Salah satunya menjaga stabilitas harga ketika panen dan pasca panen, agar harga hasil pertanian tidak di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP).
Selain sektor pertanian, lanjut Mentan, wilayah di Jawa Timur yang memenuhi kriteria dapat dikembangkan menjadi sentra perkebunan dan peternakan. Langkah ini untuk menunjang ketersediaan bahan pangan, tidak hanya bahan primer, tapi juga daging, sayur dan buah.
Pada masa pandemi Covid-19, Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengajak masyarakat menaati protokol kesehatan dalam beraktivitas. Sejumlah penyesuaian perlu dilakukan agar sektor pertanian terus berjalan. "Di masa pandemi Covid-19, hanya sektor pertanian yang tetap eksis. Kita harus menjadi pemenang. Jangan sampai ada masyarakat kabupaten Tuban, Jatim, bangsa Indonesia yang kelaparan hanya karena Covid-19," serunya disambut riuh tepuk tangan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Emil Elistianto Dardak menyatakan Pemprov Jatim siap mendukung program Kementerian Pertanian. Sektor pertanian juga berkontribusi pada industri agro, makanan dan minuman di Jatim. Tidak hanya itu, pertanian primer menyerap 1,3 tenaga kerja di Jawa timur. Nilai tukar petani menjadi salah satu perhatian Pemprov Jatim.
Wagub Jatim menuturkan bahwa Gubernur Jatim secara langsung turun ke sejumlah wilayah sentra produksi pertanian. Tujuannya, untuk memastikan percepatan tanam dengan memanfaatkan ketersediaan air berjalan optimal.
Dukungan Kementan dapat meningkatkan nilai tukar petani. 900 dari 1000 Kelompok Pertanian di Jatim telah menerima KUR Tani. Harapannya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Mantan Bupati Trenggalek ini menjelaskan Pemprov Jatim juga berupaya agar hasil kebun dapat diserap pasar, salah satunya hasil perkebunan tebu. Sektor perkebunan tebu mampu menyerap 15 ribu tenaga kerja, karenanya diupayakan dapat seluruhnya diserap oleh pabrik, meski di masa pandemi Covid-19.
Bupati Tuban, H. Fathul Huda melaporkan pada masa pandemi Covid-19 produksi pertanian di Kabupaten Tuban tidak mengalami penurunan. Diprediksi hingga akhir 2020 akan surplus hingga 60,49 persen. Adapun luas tanam pada tahun ini mencapai 120 hektare.
Sedangkan ketersedian komoditas jagung tahun 2020 mencapai 482.480 ton. Luas tanam areal jagung seluas 107.527 hektare. Tidak hanya itu, saat ini Kabupaten Tuban juga tengah mengembangkan benih jagung berbasis korporasi petani.
“Ini menjadi capaian yang membanggakan. Sehingga benih jagung tidak lagi impor, bahkan diharapkan dapat diekspor,” serunya.
Usai menyaksikan percepatan tanam di Kecamatan Widang, Mentan beserta rombongan menuju Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel untuk meninjau lokasi Pilot Percontohan Nasional Model Pertanian Modern Berbasis Mekanisasi Pertanian. (m agus h/hei)
Sumber : Media Center