Foto : Kabid Kebudayaan pada Disparbudpora Tuban Sumardi. (nahrus)

Disparbudpora Serius Garap Festival Kesenian Tari

Tubankab - Dinas Pariwisata Kebudayaan Pumuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban sangat serius dalam menggarap Festival Kesenian Tari (FKT) Jawa Timur yang akan digelar di Surabaya pada Mei mendatang.

Seperti diketahui bahwa Kabupaten Tuban merupakan salah satu barometer kesenian tradisi yang cukup diperhitungkan di Jawa Timur, karena itu tidak heran jika pemerintah setempat dituntut untuk lebih teliti dalam menggarap setiap detil karya yang akan disajikan. Berbagai nominasi juga sering diraih oleh Bumi Wali setiap tahunnya. Begitupun tahun ini, Tuban telah siap dengan tema yang sedikit berbeda dari tema-tema yang sering diusung  pada tahun-tahun sebelumnya.

Kabid Kebudayaan pada Disparbudpora Tuban, Sumardi saat dikonfirmasi, Selasa (16/04) mengatakan, sebagai salah satu daerah yang cukup diperhitungkan dalam bidang seni tradisi terutama tari, pihaknya merasa memiliki tanggung jawab untuk menyajikan sebuah karya yang layak untuk diapresiasi masyarakat.

Untuk tahun ini pun pihaknya juga akan mempersiapkan para peserta sebaik mungkin dengan mengusung tema kelokalan yang sedikit berbeda, serta para peserta yang terpilih melalui seleksi yang cukup ketat.

Kabupaten Tuban, sambung Sumardi, akan mengangkat tema masyarakat pecinan pesisir utara dalam FKT Jawa Timur. "Selama ini sudah terlalu banyak ide-ide kelokalan yang disajikan, para penonton juga sudah bisa menebak tema yang akan diusung oleh masing-masing kabupaten yang tampil," tuturnya.

Adanya sebuah ide terkait masyarakat pecinan dalam FKT tahun ini, menurut Sumardi, karena kehidupan masyarakat Tuban tidak lepas dari peran serta masyarakat Cina sejak zaman dulu. Dengan mengangkat tema sosial masyarakat pecinan, yang berjudul Sri Langking atau dimaksudkan sebagai orang yang berkulit kuning, cantik, sopan dan cerdas, ujarnya, akan memberikan sebuah sajian yang berbeda dari biasanya.

Lebih jauh dia menjelaskan, peran serta masyarakat pecinan yang akhirnya memberi warna terhadap kehidupan masyarkat Tuban dirasa menarik untuk diangkat, dengan pemilihan judul yang tidak menyinggung pihak-pihak tertentu yaitu Sri Langking yang dimaksud sebagai sebuah simbol akulturasi kedua budaya itu.

Dia menjelaskan, peserta pada FKT tahun ini akan diambilkan beberapa penari dari pemilihan penari daerah 2019 lalu, namun mereka tetap harus diseleksi lagi dan tidak semua peserta bisa masuk dalam event tersebut.

Agar sesuai dengan konsep kekaryaan, tukas Sumardi, yang dipilih hanya yang memiliki tinggi badan proporsional dan berwajah mendekati etnik tionghoa, karena yang coba diungkap adalah pola kehidupan gadis tionghoa, tentang bagaimana dia mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

"Para penari yang terlibat sebagian adalah dari hasil pemilihan penari tahun 2019, yang kemudian berkolaborasi dengan duta tari tahun sebelumnya. Bagi para finalis yang tidak berkesempatan ikut akan difokuskan pada kegiatan lain, seperti Hari Jadi Tuban, kegiatan 17-an serta acara kenegaraan atau festival dan lomba tingkat provinsi yang lain,” pungkasnya. (nahrus sodiq/hei)

comments powered by Disqus