Evaluasi Imunisasi ORI Difteri, dr. Bambang : akan Kita Sweeping dengan Jemput Bola
- 21 November 2018 14:22
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 1315
Tubankab - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban, menggelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) dan Sarasehan Peningkatan Imunisasi Rutin di salah satu hotel di Tuban, Rabu (21/11).
Hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya. camat, ketua Tim Penggerak PKK kecamatan dan kabupaten, ketua Muslimat NU dan Fatayat kecamatan dan kabupaten, Kepala Puskesmas, Pengelola/Koordinator Imunisasi Puskesmas, dan Petugas Surveilans Epidemologi Puskesmas se –Kabupaten Tuban.
Kepala Dinkes Tuban, dr. Bambang Priyo Utomo mengatakan, imunisasi ORI difteri ini sudah dilaksanakan sejak awal 2018 kemarin, guna menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. ORI difteri ini, dijelaskannya merupakan imunisasi tambahan di antara imunisasi rutin lainnya terhadap anak di bawah usia dua tahun (baduta) dan anak usia sekolah, yakni imunisasi Measles Rubella (MR) pada Agustus dan imunisasi Tetanus Difteri (TD) pada Oktober-November.
Dikatakannya, imunisasi ORI Difteri ini, dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam satu tahun, yakni putaran pertama pada Februari-Maret, putaran kedua pada Juli-Agustus, dan putaran yang ketiga pada November-Desember.
Bambang menyampaikan, sasaran dari imunisasi ORI difteri ini sendiri adalah untuk anak mulai usia 1 sampai 19 tahun. Sedangkan target nasional untuk anak yang mendapatkan imunisasi ORI difteri ini, ialah di atas 90 persen anak di masing-masing kabupaten/kota yang terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri.
Jika mengacu target dari pusat, Bambang melanjutkan, Tuban sudah memenuhi target pada putaran kedua lalu, yakni sebanyak 93 persen. “Kita harapkan di putaran ketiga bisa mencapai target 100 persen. Sehingga, jangan sampai satu anak pun yang terlewati untuk tidak mendapatkan imunisasi ORI difteri ini,” jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta akan dievaluasi terkait ketepatan perencanaan dan pendataan sasaran terkait imunisasi ORI Difteri. Hal tersebut, guna memastikan apakah semua sasaran tersebut sudah ditemukan dan diimunisasi. “Jika masih ada yang belum, akan kita lakukan sweeping dengan jemput bola ke sasaran,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, tim imunisasi ORI difteri akan ditekankan untuk melakukan kunjungan rumah ke rumah sasaran yang telah ditetapkan, dan kemudian akan diberikan edukasi. “Mudah-mudahan sasaran tersebut bisa, kalaupun ada penolakan, akan kita minta alasannya apa?,” jelasnya.
Melalui imunisasi ORI difteri ini, khususnya setelah putaran ketiga selesai. Ia mengharapkan agar tidak ada lagi kasus-kasus difteri selanjutnya yang ditemukan di Kabupaten Tuban. “Semoga kasus difteri di Tuban dapat tuntas," pungkasnya.
Perlu diketahui, pada 2017 lalu, penyakit difteri di Kabupaten Tuban ditemukan sebanyak 16 kasus, dengan rincian tiga positif dan satu meninggal. Sedangkan untuk 2018, tepatnya pada Januari-November, telah ditemukan sebanyak 21 kasus dan tiga positif. (tauviqurrahman/hei)