Foto : Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat serahkan penghargaan Peduli Ketahanan Pangan kepada Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky. (ist)

Gubernur Jatim Serahkan Penghargaan Peduli Ketahanan Pangan Kepada Bupati Tuban

Tubankab - Gubernur Jawa Timur, Dr. (H.C.) Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., menyerahkan penghargaan Peduli Ketahanan Pangan kepada Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE.,  di Jatim Expo Surabaya, Rabu (15/11)

Penghargaan diberikan atas program yang dikembangkan Pemkab Tuban, yaitu Puas Di Hati (Pupuk Asli Dihasilkan Petani) dan Gerbang Pertama (Gerakan Bangkit Pertanian Menuju Alam).

Penyerahan penghargaan bersamaan dengan Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-43 Provinsi Jawa Timur  Tahun 2023.

Hadir pada kesempatan ini Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, S.T., M.T., bupati dan walikota se-Jawa Timur, dan sejumlah pimpinan OPD Provinsi Jawa Timur dan instansi pemerintah lainnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan peringatan Hari Pangan Sedunia ini menjadi momentum untuk menguatkan tekad dan komitmen bersama untuk menjaga Jatim sebagai lumbung pangan nasional. Produksi padi di Provinsi Jawa Timur mengalami surplus mencapai 9,23 persen. Dengan demikian stok padi di Jawa Timur aman, bahkan juga menjadi penyangga ketahanan di provinsi luar pulau Jawa.

“Provinsi Jawa Timur menyuplai padi di Sumatera Selatan, Riau, Bangka Belitung, dan 18 provinsi di wilayah Indonesia Timur,” ungkapnya.

Gubernur Jatim, Khofifah memberikan apresiasi atas kesadaran kelompok petani di Kabupaten Tuban terkait penggunaan pupuk organik. Pemanfaatan pupuk organik akan berdampak pada kualitas hara tanah akan terjaga, ongkos produksi dapat diturunkan, dan produksi padi meningkat. Dari yang semula 7 ton per hektare telah meningkat menjadi 12 ton per hektare. Keberhasilan penggunaan pupuk organik oleh petani Kabupaten Tuban menjadi referensi dan contoh bagi petani lain di Jawa Timur dan Indonesia. “Ini menjadi best practice yang dapat ditiru bagi petani lainnya,” ungkapnya.

Gubernur Khofifah menekankan agar pengelolaan pertanian dikerjakan dengan konsep hulu hilir. Tujuannya, agar mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Sebagai contoh di Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Tuban dilakukan lelang langsung di sawah pascapanen.

Adapun tema yang diangkat pada Hari Pangan Sedunia kali ini adalah Water is Life, Water is Food, Leave No One Behind. Menyoal tema tersebut, lulusan Universitas Airlangga ini menekankan pemanfaatan air secara optimal dan bijak. Sebagai garda depan pengelolaan air adalah petani dan HIPPAM. Karenanya, harus dapat dikelola dengan baik agar pertanian tetap dapat terjaga bersama dengan kelestarian sumber daya air.

Sementara itu, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diterima. Penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi Pemkab Tuban bersama petani dalam optimalisasi lahan pertanian secara berkelanjutan. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai perorangan. Adapun tolok ukurnya berupa tersedianya pangan yang cukup, beragam, bergizi, seimbang dan aman, merata dan terjangkau untuk hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Pemkab Tuban berkomitmen mewujudkan Tuban yang mandiri dan berdaulat pada sektor pangan, meliputi tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan. Kabupaten Tuban merupakan daerah potensi pangan yang berwawasan pada penerapan usaha tani organik. Sebagai upaya mewujudkan komitmen tersebut, dilaksanakan melalui penerapan beberapa inovasi. Pertama, Puas DI Hati (Pupuk Asli Dihasilkan Petani), berupa fasilitasi produksi pupuk organik yang dikelola secara agrobisnis oleh petani untuk percepatan peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani. Kedua, Gerbang Pertama (Gerakan Bangkit Pertanian Menuju Alam), yaitu gerakan pertanian pro-organik dengan tujuan agar petani berminat menggunakan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah yang ditimbulkan oleh pupuk kimia serta mendorong petani untuk memproduksinya secara mandiri.

Mas Lindra menambahkan petani di Kabupaten Tuban telah memanfaatkan saluran irigasi guna mencukupi kebutuhan air untuk lahan pertaniannya. Sebagai contoh, proses penanaman padi di Desa Karangtinoto dilakukan 3 kali dalam setahun dengan memanfaatkan aliran air Bengawan Solo yang dikelola HIPPAM setempat.

“Kelompok petani di Karangtinoto telah menjalankan fungsi manajemen dengan sangat baik yang berdampak pada peningkatan kesejahteraannya,” terang Lindra.

Ikhtiar Pemkab Tuban dan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas pertanian selaras program Pemprov Jatim. Yaitu, Nawa Bhakti Satya ke-6, yaitu Jatim Agro berupa “Memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan”.

Kepala DKP2P Kabupaten Tuban, Eko Julianto menambahkan Kabupaten Tuban menduduki peringkat ke 5 produksi padi terbesar se-Jawa Timur dengan luas panen 85.288 hektare, produksi gabah kering giling sebesar 498.939 ton, setara beras 288.097 ton yang setelah dikurangi konsumsi penduduk mengalami surplus rata-rata sebesar 50,09 persen per tahun. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian sesuai arahan Bupati Tuban, pada tahun 2022 Pemkab Tuban telah membangun Jaringan Irigasi Tersier (JIT) sebanyak 15 unit dengan total panjang 3.336 meter, pembangunan irigasi air tanah dangkal (sumur bor dan pompanisasi) sebanyak 21 unit, dan Jalan Usaha Tani (JUT) sebanyak 49 unit dengan panjang 41.601 meter. (m agus/hei)

comments powered by Disqus