Foto : Kepala dan para pegawai Kemenag Tuban saat bersalaman pada acara halalbihalal. (chusnul)

Halalbihalal tak Sebatas Seremonial Belaka

Tubankab - Hari pertama masuk kerja pasca libur bersama Idul Fitri Tahun 1440 H / 2019 M, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban adakan Acara Halalbihalal Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Senin (10/06).
Acara ini dilaksanakan di Aula Kemenag Tuban, dan diikuti oleh semua Kasi, Kepala KUA, Penghulu, Kepala & Ka.TU MTsN/MAN/MIN, serta para Pengawas, Penyuluh Agama Islam, karyawan/karyawati dan anggota DWP Kemenag Tuban, sekitar 700 ASN dengan pembagian shift atau bergantian.
Dalam sambutannya Kepala Kantor Kementerian Agama Tuban, Drs. Sahid, MM, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan bukan sebatas seremonial belaka, melainkan bisa mengambil hikmah untuk saling bersatu dalam satu kesatuan di keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Tuban.
"Kita jadikan momen ini untuk motivasi dalam meningkatkan kinerja ke depan yang lebih baik lagi, silaturahmi dan saling memaafkan memang bisa melalui medsos, akan tetapi lebih afdhol (utama) jika dilakukan dengan bertatap muka," ujarnya.
Pria berkacamata ini juga mengatakan, kegiatan Halalbihalal dan pembinaan diharapkan agar seluruh jajarannya dapat terus menjaga tali silaturahmi dan kekompakan dalam menjalankan tugasnya. 
Yang menarik dari acara ini adalah di hadiri oleh staf khusus Menteri Agama, Gugus Waskito dan Itjen Kemenag Ahmad Syauqi dan Achmad Taufiq.
Menurut Gugus, kegiatan ini merupakan momen kebersamaan untuk saling bermaafan antara seluruh jajaran yang berada di Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Tuban pasca Hari Raya Idul Fitri Tahun 1440 H / 2019 M.
Selain itu pria ramah ini juga memberikan ulasan diperlukannya nilai-nilai dasar budaya kerja, karena adanya ketidakberesan budaya kerja di Kemenag, sehingga diperlukan sebuah perubahan. Hal ini sejalan dengan semangat Revolusi Mental yang diamanatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Perlu reformasi moral yang dibangunkan kembali. Moralitas ini terlupakan, sehingga perlu diangkat lagi untuk menjadi ingatan kolektif kita bersama. Sehingga kita yang bekerja tidak seperti mesin yang bekerja dari hari ke hari, dan kemudian kehilangan makna dari keberadaan kita," jelas pria yang akrab di panggil Cak Gugus ini.
Di temui secara terpisah Itjen Kemenag yang memantau kehadiran ASN Ahmad Syauqi mengingatkan kembali untuk bercermin ke PP no 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai.
" Seharusnya Kinerja PNS tidak hanya dilihat sesekali seperti hanya dilihat di hari pertama usai merayakan Lebaran saja. Kalau mereka masuk, dianggap disiplin sepanjang tahun. Justru penilaian sepintas itu harus di hilangkan. Tidak cukup sekadar datang tetapi harus dipantau terus apakah mereka bekerja sampai jam kantor tutup atau tidak, kalau tidak, mereka juga harus di kenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, misalnya PP Nomor 53 Tahun 2010 jo (juncto) PP 30 tahun 1980 tentang Disiplin PNS. Mereka (PNS) yang keseringan bolos dan telah diberikan teguran berulang-ulang namun masih melanggar akan diberikan sanksi berat berupa pemecatan," ungkapnya.
Putra KH. Ali Maschan Musa ini juga mengatakan, jika disiplin telah menjadi nafas para PNS tentunya kinerja pemerintah akan jauh lebih baik. Disiplin tersebut tidak terjadi hanya untuk sementara. Penerapan peraturan disiplin PNS harus tegas dan konsisten. Selain itu diharapkan PNS wajib menjaga dan mengembangkan etika profesinya.
"  ???? ???? ????? ????? ???????
(Innama bu'itstu liutammima makarimal akhlaq), bahwa moral itu menjadi kunci, dan kunci dari birokrasi itu adalah aturan dan etika, yang termaktub dalam PP 53 tersebut. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus