Hari Tari Sedunia: Yoga Dimas, Pemuda Desa yang Menari Hingga ke Panggung Nasional
- 30 April 2025 09:57
- Yolency
- Umum,
- 27
Tubankab — Hari Tari Sedunia, yang dirayakan setiap 29 April, menjadi momentum istimewa bagi para penari di seluruh dunia untuk merayakan keindahan gerak, makna budaya, dan kekuatan cerita dalam setiap tarian. Bagi Yoga Dimas Ariyansyah, pemuda asal Desa Sumurgung, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, peringatan ini bukan sekadar seremoni—tapi perwujudan nyata dari perjuangan, mimpi, dan cinta yang tak tergoyahkan terhadap seni tari.
Yoga bukan nama asing lagi di kalangan pecinta tari Tuban. Ia berhasil menyabet gelar Runner-Up 1 Putra Tari Indonesia dalam ajang Putra Putri Tari 2024, setelah sebelumnya memenangkan tingkat provinsi mewakili Jawa Timur. Di balik gelar prestisius itu, tersimpan perjalanan penuh tekad dari seorang anak muda yang setiap harinya membantu neneknya berjualan nasi jagung di rumah. Kesederhanaan hidup tak menghalanginya untuk menari setinggi mungkin, bahkan hingga panggung nasional.
“Tari bukan sekadar gerak,” kata Yoga, “tapi cara kita bercerita. Bahkan langkah kaki dan tatapan mata punya kisah yang ingin disampaikan.” Bagi Yoga, setiap gerakan tari adalah doa dan pernyataan keberadaan, bahwa seni adalah bagian utuh dari hidupnya. Ia percaya bahwa tarian tidak akan pernah terkikis oleh zaman—justru akan terus tumbuh, lestari, dan berkembang bersama waktu.
Prestasi yang ia raih bukan hanya membawa pengakuan, tapi juga perubahan besar dalam hidupnya. Ia menjadi pribadi yang lebih disiplin, percaya diri, dan semakin memahami arti dari semboyan yang selama ini ia pegang: “Hidup untuk seni, seni menghidupi.” Sejak terpilih sebagai perwakilan Jawa Timur, pintu-pintu rezeki dan kesempatan terbuka lebar—sesuatu yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan.
Tak hanya soal prestasi, Yoga juga menjadi inspirasi karena kecintaannya yang tulus terhadap seni. Di luar dunia tari, ia juga menyukai pencak silat, rias wajah, dan menyanyi. Meski mengaku masih harus banyak belajar, semangatnya untuk terus berkembang dan mengasah potensi tak pernah padam.
Dalam momentum Hari Tari ini, Yoga berharap masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, bisa lebih peka terhadap keberadaan seni tari dan para penarinya. “Kami butuh dukungan, kami butuh semangat dari lingkungan sekitar. Karena seni tak bisa tumbuh sendiri—ia hidup dalam dukungan dan cinta bersama,” ujarnya penuh harap.
Dan sebagai penutup, ia menyampaikan dengan penuh semangat: “Kita sudah menari, dan akan terus menari. Bagiamana Kalian…?”. (dadang bs/hei)