ISTIKLAL KELUARGA BESAR IGRA, KEPALA KEMENAG : HANYA 15 ORANG GURU RA YANG PNS
- 12 July 2017 14:36
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 849
Tubankab - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban memberikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pengurus Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Tuban. Penghargaan dan apresiasi ini diberikan karena IGRA mampu mengumpulkan seluruh guru Raudhatul Athfal (RA) yang berjumlah hampir 800 orang pada acara Istihlal Keluarga Besar Ikatan Guru Raudhatul Athfal Kabupaten Tuban di Pendopo Krido Manunggal, Tuban, Rabu (12/07).
Kegembiraan juga diungkapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tuban Drs. Sahid, MM kepada pengurus IGRA. Ini karena saat menghadiri acara yang diselenggarakan oleh IGRA, ia akan menjumpai wajah-wajah yang bahagia, dan sumringah.
“Saya sangat senang, kalau ada acara yang jadwalnya bersamaan. Insya Allah saya akan mendahulukan acara IGRA,” akunya.
Selain itu, Sahid juga menaruh harapan besar kepada Pemkab Tuban agar menganggarkan dana untuk pendidikan RA, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ketua IGRA Kabupaten Tuban Siti Nur Aini, S.ag, M.A, agar pemkab memperhatikan pendidikan usia dini khususnya RA.
“Tadi sudah kita dengar sama-sama, apa yang disampaikan oleh ibu ketua, mudah-mudahan 2 atau 3 tahun mendatang sudah di-APBD-kan, atau mungkin bisa tahun depan,” harap Sahid.
Sahid juga mengungkapkan, data yang ada saat ini guru RA di Kabupaten Tuban berjumlah 750 orang. Dari jumlah tersebut, yang berstatus sebagai PNS hanya 15 orang. Sedangkan yang bersertifikasi hanya 274 orang. “Yang sudah menerima sertifikasi saat ini 153 orang,” beber Sahid.
Masih menurutnya, saat ini masih banyak guru di IGRA yang belum mendapat tunjangan, sehingga ia mengajak pemkab untuk mencari dan menciptakan solusi, yakni dengan jalan menganggarkan dana dalam APBD.
Sahid mengungkapkan, hingga saat ini Kementerian Agama Kabupaten Tuban memiliki lembaga sebanyak 553, di mana 202 di antaranya merupakan lembaga RA. Dari jumlah yang disebutkan Sahid, untuk gedung yang digunakan atau kondisi fisik masih jauh dari kata layak.
“Saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mohon bantuan dari pemerintah. Dan alhamdulillah saat ini sudah direspon dengan bantuan operasional pendidikan,” ungkapnya. (nanang wibowo/hei)