Foto : Para warga saat melewati Jembatan Pencol, Genaharjo, Semanding. (mila)

Jembatan Pencol Direvitalisasi, Permudah Akses Masyarakat Antar-Desa

Tubankab - Pembangunan infrastruktur merupakan program prioritas dari Pemerintah Kabupaten Tuban. Menyediakan infrastruktur yang lebih aman dan nyaman adalah sebuah investasi untuk peningkatan ekonomi masyarakat yang lebih berdaya saing.

Di tahun 2022, Pemkab Tuban membangun dan merevitalisasi 19 unit jembatan. Salah satunya adalah pembangunan jembatan ruas Genaharjo di Dusun Pencol, Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, yang telah dirasakan manfaatnya oleh warga. Pembangunan jembatan tersebut kurang lebih menelan dana sebesar Rp 1,2 miliar dari APBD tahun 2022.

Jembatan Pencol yang menghubungkan Desa Sambongrejo, Genaharjo hingga Desa Penambangan ini, telah diperlebar dari ukuran semula yang hanya 2,5 meter, menjadi 6 meter dengan panjang 14 meter.

Kepala Desa Sambongrejo Sulasim mengatakan, setelah bertahun-tahun bertahan dengan kondisi jembatan yang sempit, hanya bisa diakses 2 kendaraan roda dua dan satu kendaraan roda empat secara bergantian, mulai Desember 2022 masyarakat Desa Sambongrejo telah menggunakan Jembatan Pencol baru yang bisa dilewati kendaraan roda empat, bahkan truk sekalipun. 

“Sangat bermanfaat untuk masyarakat kita, dan nggak perlu lagi antri untuk lewat, apalagi untuk kendaraan roda empat,” ujarnya.

Selain itu, jembatan yang direvitalisasi mulai Agustus 2022 dan selesai Desember 2022 ini juga sangat bermanfaat untuk akses angkut hasil pertanian.

Sulasim berharap, dengan adanya jembatan tersebut, akan bisa memenuhi kebutuhan akses masyarakat, dan dapat memperlancar perputaran perekonomian desa, khususnya peningkatan produksi pertanian yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat Desa Sambongrejo. 

“Kemudahan akses dan mobilitas warga akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi, utamanya kami yang sebagian besar petani,” tutup Sulasim.

Sementara itu, salah seorang warga setempat, Sunggar mengaku gembira setelah jembatan tersebut selesai dikerjakan, dan resmi digunakan. Ia yang sehari-hari berprofesi sebagai petani merasa dipermudah, sebab tidak lagi harus mengantre jika ingin lewat.

“Saya kan sehari-hari cari rumput, ke sawah, karena jembatan sempit harus antre dulu, lewatnya gantian,” terangnya.

Dengan adanya jembatan yang lebih lebar, Sunggar merasa lebih mudah dan lebih cepat dalam mengangkut hasil pertanian dan rumput untuk ternaknya.

“Bahagia lah pokoknya, nggak takut jatuh karena sempit,” ungkapnya dengan senyum lebar. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus