Foto : Presiden RI, Gubernur Jatim dan Bupati Tuban saat tanam padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak beberapa bulan lalu. (dok)

Kabupaten Tuban Menuju Ketahanan Pangan

Tubankab - Seiring bertumbuhnya populasi manusia, pemenuhan kebutuhan pangan menjadi hal mutlak yang harus dipenuhi. Kabupaten Tuban sebagai salah satu daerah penghasil pertanian terbesar di Jawa Timur , memiliki peran penting dalam menyokong ketahanan pangan nasional.

Hal tersebut juga diperkuat, dengan dinobatkannya Kabupaten Tuban sebagai daerah dengan potensi pertanian nomor lima di Jawa Timur menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, produksi padi Kabupaten Tuban di tahun 2022 mencapai 661.292 ton, dengan  luas tanam mencapai 107.310. Untuk luas panen mencapai 106.341 hektare, dan provitas mencapai 62,19 kw/ ha.

Untuk jagung, produksi mencapai 774.322 ton, dengan luas tanam 137.128 hektare, luas panen 137.121 hektare dengan provitas 56,47 kw/ha.

Tak ayal, beberapa proyek besar ketahanan pangan dilaksanakan di Kabupaten Tuban. Seperti baru-baru ini, Kabupaten Tuban telah dipilih menjadi pilot project pengembangan pertanian model agroekologi, yang bisa menciptakan kawasan suplai pangan nasional. Proyek ini dilaksanakan di lahan seluas 1.000 hektare yang terletak di Desa Senori, Kecamatan Merakurak.

Awalnya, Presiden RI Joko Widodo, yang memulai tanam padi pada April 2023 lalu di lokasi tersebut, dengan model agroekologi penggunaan pupuk organik, kini telah dipanen oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI), pada Sabtu (08/07).  Hasil panen pun cukup menggembirakan, yaitu mencapai 6 ton per hektare.

Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, SE menyatakan, penguatan pangan melalui kolaborasi program dari lintas kementerian, menjadikan penguatan ekonomi di sektor pertanian. Seperti program koperasi pertanian yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM, yang akan dijalankan di Kabupaten Tuban. Melalui  program tersebut,  kepastian pasar dan harga terbentuk lewat ekosistem yang  terarah dan menguntungkan petani.

“Seperti kata Pak Menteri Koperasi dan UKM  Teten Masduki waktu itu, dengan model tersebut, target kebutuhan beras nasional hingga  37 juta ton per tahun, atau 2,5 juta ton per bulan, akan terpenuhi,” ungkapnya, Kamis (20/07). 

Ketahanan pangan juga didukung dari sektor lain seperti peternakan. Saat ini, Kabupaten Tuban masih menjadi daerah dengan jumlah populasi terbesar kedua di Jawa Timur. 

Populasi ternak di Kabupaten Tuban tahun 2022, untuk sapi potong mencapai 274.629 ekor, sapi perah 31 ekor, kambing potong mencapai 128.657, domba 91.717 ekor.  Unggas 13.111.700 ekor, terdiri dari ayam kampung 1.596.541 ekor, itik atau bebek 166.454 ekor, mentok 158.810 ekor, dan ayam ras petelur 668.559 ekor.

Sebagai daerah yang memiliki garis pantai mencapai 66 km, hasil perikanan laut Kabupaten Tuban juga menjadi salah satu penguat ketahanan pangan serta penggerak roda ekonomi vital.

Untuk perikanan, dengan jumlah nelayan laut maupun perairan umum daratan mencapai 10.492 orang , jumlah produksi di tahun 2022 mencapai 33.170,25 ton.

Mas Lindra mengatakan, dengan semua potensi yang dimiliki, Kabupaten Tuban terus memperkuat ketahanan pangan di berbagai kebijakan yang diambil. “Semua langkah sejalan dengan visi dan misi yang tengah dijalankan Pemerintah Kabupaten Tuban,  yaitu membangun serta mewujudkan Tuban sejahtera, berkeadilan, berbudaya, berdaya saing dan berbasis lingkungan melalui ‘Mbangun Deso Noto Kutho’,” tutupnya. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus