Kasus PMK Kembali Marak, Tiga Pasar Hewan Dilakukan Disinfeksi
- 19 January 2023 16:59
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 481
Tubankab - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Ketahan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Tuban, melaksanakan disinfeksi di tiga pasar hewan, yaitu pasar hewan Kedungombo, Kecamatan Semanding, Kerek dan Jatirogo, Kamis (19/01).
Turut hadir dalam giat tersebut, Kepala BPBD Provinsi Jatim Gatot Soebroto, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Indyah Ariyani, Kalaksa BPBD Tuban Sudarmaji, dan Kepala Dinas DKP3 Kabupaten Tuban, Eko Arif Yulianto.
Dalam kesempatan tersebut, Kalaksa BPBD Tuban Sudarmaji mengungkapkan, pihaknya telah mendapatkan laporan tentang peningkatan kasus PMK dalam dua minggu terakhir. Untuk itu, perlu dilakukan disinfeksi secara berkala dengan melakukan penyemprotan desinfektan di seluruh pasar hewan. Pihaknya bersama dengan BPBD Jatim, Dinas Peternakan Jatim serta DKP3 Tuban, bekerja sama untuk langkah pencegahan dan memutus rantai penyebaran.
“Setelah mendapatkan laporan, kita koordinasi dengan BPBD Jatim untuk melakukan penyemprotan di tiga pasar hewan di Kabupaten Tuban,” ungkap Sudarmaji.
Sementara itu, Kepala Dinas DKP3 Kabupaten Tuban Eko Arif Yulianto menyatakan, kasus PMK kembali meningkat sejak awal Januari lalu. Hal tersebut dipicu dari masuknya ternak dari luar daerah, seperti Jawa Tengah, di mana kondisi ternak belum tervaksinasi.
“Mulai awal Januari lalu, sudah ada 105 kasus dengan angka kematian 2 ekor, semua datang dari ternak yang belum divaksin,” ucap Arif.
Arif menambahkan, kasus penularan paling besar terjadi di daerah pasar hewan, seperti di Kecamatan Jatirogo, Kerek, dan Semanding. Langkah pencegahan yang dilakukan selain disinfeksi di seluruh pasar, vaksinasi juga terus digenjot.
“Kita terus genjot vaksinasi, karena itu yang paling efektif,” katanya.
Senada dengan Arif, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Indyah Ariyani menekankan, jika melakukan biosecurity dengan menjaga kebersihan kandang serta disinfeksi dapat menekanan penyebaran PMK. Apalagi, Kabupaten Tuban berada di perbatasan daerah yang terdapat kasus cukup tinggi, yaitu Kabupaten Blora dan Rembang, Jawa Tengah. Untuk itu, lalulintas tata niaga dari pasar ke pasar harus diperketat.
Ariyani juga mengatakan, penutupan pasar bisa saja dilakukan, jika angka terus meningkat. “Kalau trennya naik terus, ya terpaksa pasar harus ditutup,” tegasnya.
Adapun saat ini kasus di Jawa Timur mencapai 185 ekor mulai awal tahun 2023. Kasus tertinggi disumbang oleh Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. Meski begitu, ia mengaku hingga saat ini belum ada penutupan pasar. “Belum, kita masih akan melakukan tindakan pencegahan dan pemutusan rantai penularan lewat biosecurity dan vaksinasi,” pungkasnya. (nurul jamilah/hei)