Foto : Suasana RSUD Tuban tampak depan. (agus)

Kisah Sedih Mbah Sriyah, yang Rayakan Lebaran di Rumah Sakit

  • 31 March 2025 13:09
  • Heri S
  • Umum,
  • 92

Tubankab – Lebaran, yang biasanya menjadi momen penuh kehangatan dan kebersamaan, terasa berbeda bagi mereka yang harus merayakannya di rumah sakit. Di balik dinding putih dan aroma obat, para pasien hanya bisa mengenang suasana rumah, tempat di mana mereka seharusnya berkumpul bersama keluarga.

Lebaran tahun ini terasa begitu berat bagi seorang pasien bernama Mbah Sriyah (68), warga Desa Sokosari, Kecamatan Soko yang tengah menjalani perawatan di RSUD Koesma Tuban sejak 2 hari terakhir. Ia berbaring termenung di atas ranjangnya. Matanya menerawang, seolah membayangkan suasana rumah yang ramai dan hangat khas Idul Fitri. “Saya kangen rumah, pengen bisa kumpul bersama keluarga,” ucapnya lirih sembari menggenggam erat tangan anak bungsunya, Senin (31/03).

Di usia senjanya, ia begitu menantikan momen berkumpul dengan keluarga besarnya. Mbah Sriyah sudah menantikan Lebaran tahun ini karena anak dan cucunya yang lama di perantauan akan pulang. Matanya berkaca-kaca, menahan rindu yang membuncah. 

“Harusnya hari ini aku menyuapi cucu-cucu. Mereka mau pulang tahun ini, tapi aku malah di sini,” tuturnya lirih diikuti air mata yang perlahan menetes. Tampak pula, Dewi putri bungsu Mbah Sriyah juga ikut menangis. Keduanya larut dalam rasa haru di tengah keterbatasan.

Meski terpisah jarak, keluarga tetap berusaha menghadirkan kebahagiaan bagi Mbah Sriyah. Lewat panggilan video, ia melihat wajah cucu-cucu dan anak-anaknya yang berusaha tersenyum meski mata mereka juga berkaca-kaca. “Mbah cepet sehat nggih, ayo mantuk terus main,” suara cucu Mbah Sriyah dari speaker gawai. Tak kuasa menahan tangis, air matanya pun kembali jatuh membasahi pipi tuanya. Ia tersenyum kecil, meski hatinya nyeri.

Ruangan Mbah Sriyah yang berisi 6 orang semakin terasa haru. Beberapa pasien menitikkan air mata saat menelepon keluarga mereka, mendengar suara orang tercinta tanpa bisa menyentuh mereka.

Namun, meski jauh dari keluarga, suasana Lebaran tetap diupayakan terasa. Mbah Sriyah mengatakan para tenaga medis di RSUD Koesma dengan penuh ketulusan menjadi keluarga sementara bagi mereka yang terbaring lemah. Para tenaga medis berusaha menghibur para pasien sembari memeriksa kondisi mereka.Mbah Sriyah menyampaikan terima kasih kepada tenaga medis yang telah merawat dan memberikan pelayanan dengan sangat baik. 

Tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan, tenaga medis juga memotivasi Mbah Sriyah untuk terus berpikir positif dan meyakinkannya bahwa ia akan segera sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga besar.

Di balik haru saat Lebaran di rumah sakit, terselip makna mendalam. Lebaran bukan sekadar tentang tempat atau hidangan istimewa, tetapi tentang ketabahan, keikhlasan, dan rasa syukur. Mereka yang sedang berjuang melawan penyakit menemukan kekuatan dalam doa dan harapan, sementara para tenaga medis tetap setia menjadi pelipur lara.

Lebaran di rumah sakit bukanlah impian siapa pun. Lebaran di rumah sakit mungkin tak seindah di rumah, tapi di sanalah keikhlasan diuji dan makna kebersamaan menjadi semakin nyata. (m agus h/hei)

comments powered by Disqus