Foto : DLH dan TPPI saat lakukan tanam pohon. (chusnul)

Konservasi Sumber Mata Air, TPPI dan DLHP Tuban Tanam Pohon Ficus di Brubulan Kesamben

Tubankab - Guna melestarikan lingkungan dan konservasi sumber mata air, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Tuban melaksanakan tanam pohon ficus di Brubulan, Kesamben, Plumpang, Sabtu (15/07).

Kepala DLHP Tuban, Bambang Irawan saat di lokasi menyampaikan, Pemkab sangat mengapresiasi kegiatan ini, apalagi didukung oleh perusahaan industri yang komitmen terhadap lingkungan.

"Ini adalah bentuk komitmen awal yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan. Ini bukan hanya seremonial belaka," ucap Bambang.

Ia menegaskan, jumlah pohon yang ditanam tidak menjadi persoalan. Bupati Tuban juga sudah komitmen tentang hal itu.

"Apalagi RTH (Ruang Terbuka Hijau) kita belum optimal, oleh sebab itu RTH publik atau RTH privat terus diupayakan untuk keseimbangan alam," ungkap Bambang.

Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini lingkungan Kabupaten Tuban dapat lestari dan terjaga dengan baik.

Sementara itu, GM PT TPPI Tuban, Sugiyo menambahkan, dalam kegiatan ini pihaknya juga bekerja sama dengan Griya Ficus Tuban.

"Intinya kita menanam pohon ficus yang tahan cuaca, sebab keberhasilannya 70-80 persen hidup," kata pria berkaca mata itu.

Apalagi, timpal Sugiyo saat ini musim kemarau, sehingga teknik menanamnya juga memakai infus agar tahan saat musim kemarau ini.

"Ini bukan yang pertama bagi TPPI, sebelumnya kita juga menanam bersama Disdik Tuban terhadap sekolah-sekolah Adiwiyata," bebernya.

Bahkan, ia mengaku telah menyumbangkan 1.000 pohon untuk sekolah-sekolah Adiwiyata di Tuban dan Griya Ficus ini juga 1.000 pohon.

"Semoga ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat. Menanam itu penting, satu pohon sangat berarti, pohon bisa menghasilkan O² untuk menghidupi 2 orang," ungkap Sugiyo.

Masih menurut dia, pohon itu butuh air sedikit, sehari hanya 2 galon, tetapi pohon dapat menahan air 400 hingga 600 galon per hari.

"Harapannya 2 hingga 5 tahun ke depan debit air di sumber air Brubulan ini minimal bisa terjaga, syukur-syukur dapat bertambah," harapnya.

Di tempat yang sama, Karisma Yuda selaku inisiator kegiatan mengaku, debit sumber mata air di tempat tersebut diakuinya telah menurun, berdasarkan indikator debit air di sungai dan rumah-rumah warga.

"Sementara yang kita tanam ini ada 200 bibit pohon ficus, bebab kawasan ini merupakan CAT (Cekungan Air Tanah) kawasan karst," beber Yuda.

Dari penelusuran timnya, di Desa Kesamben sendiri ada sedikitnya 5 titik sumber mata air. Namun, disebabkan terjadi alih fungsi lahan dan bekas tambang, debit air agak berkurang.

"Dan banyak warga yang sudah memakai PDAM yang juga bersumber dari sini, dan ini dipakai hampir seluruh warga desa," pungkas Yuda. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus