Foto : Bupati Tuban H. Fatchul Huda saat membuka kajian Ramadan di Musala Alfurqon. (agus)

Kunci Menikmati Lezatnya Iman

Tubankab - Bupati Tuban Fathul Huda membuka kajian Ramadan 1439 H dengan tema Kunci-kunci untuk Menikmati Lezatnya Iman di Musala Alfurqon kompleks Kantor Pemkab Tuban, Kamis (17/05/.

Hadir pula pada kajian di hari pertama Ramadan 2018 ini, Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein, dan Sekretaris Daerah Tuban Budi Wiyana.

Bupati Huda menyampaikan, berdasarkan hadis yang shahih terdapat tiga kunci untuk menikmati lezatnya iman. Pertama, mencintai Allah dan Rasulullah melebihi apapun yang ada di dunia ini. Semua yang ada di dunia ini, termasuk jabatan pasti ada selesainya.  "Hanya mencintai Allah dan Rasulullah yang tidak ada habisnya," ungkapnya.

Cara yang dapat ditempuh, lanjut bupati, dengan merenungkan apa yang telah diberikan Allah kepada manusia, sehingga akan menumbuhkan rasa syukur atas nikmat Allah.

Kedua, sambung Huda, menyayangi dan mengasihi sesama manusia karena Allah. Bupati dua periode ini menekankan hubungan sesama manusia tidak akan sejahtera, bila tidak didasarkan karena Allah.

Selain itu, ujarnya, perlu merenungi etika dari setiap tindakan yang akan dan sudah diambil. Setiap yang baik-baik datangnya karena Allah, sedangkan yang buruk berasal dari pribadi dan tingkah laku manusia.

Ketiga, menurutnya, membenci kejahatan seperti halnya membenci masuk neraka. Tujuannya, agar tiap manusia dapat terhindar dari ucapan, perilaku, maupun perbuatan yang tercela dan dilarang oleh Allah.

Dengan mengamalkan kunci-kunci tersebut, masih kata Huda, dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan ibadah dan kualitas iman.

"Dengan demikian, kita dapat benar-benar merasakan nikmat ibadahnya, sebagai indikator ibadah kita diterima oleh Allah," tutur Bupati Huda.

Kepada para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang hadir dalam acara tersebut, dia meminta, agar kajian Ramadan maupun semacamnya dapat terus diselenggarakan, meski telah berganti kepengurusan maupun pimpinan.

Bupati yang juga kiai ini menekankan, Ramadan hendaknya dimaknai sebagai momentum untuk membersihkan diri dan hati dari sifat tercela. Kemudian mengisinya kembali dengan kebaikan.

"Sifat-sifat Allah, asmaul husna, dapat diterapkan dan melekat pada diri,"  pungkas tokoh NU tersebut.

Kajian Ramadan yang diselenggarakan Pemkab Tuban dilaksanakan setiap Senin hingga Kamis, setelah salat Zuhur berjamaah selama Ramadan. Kegiatan tersebut akan mengkaji perihal pengetahuan Islam, mulai dari pembahasan tentang keutamaan Ramadan, tafsir Alquran, tauhid, fiqih dan akhlak. (m agus h/hei)

Sumber : Media Center

comments powered by Disqus