M. AMENAN : TINGKATKAN PENDAPATAN PETANI DARIPADA JUMLAH PRODUKSI

Tubankab - Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban M. Amenan menyatakan, program Integrasi antara Perikanan, Peternakan dan Pertanian dalam arti luas memiliki konsep menambah rantai nilai yang menghasilkan, dengan asas zero waste.

“Konsep yang ditawarkan dalam program ini adalah semua aktivitas ekonomi saling berkaitan dan bermanfaat. Seperti air lele, bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman cabai, daripada dibuang ternyata air limbah lele memiliki kadar protein tinggi sekitar 9 hingga 11persen,” jelas Amenan saat mendampingi Bupati Tuban H. Fatchul Huda meninjau langsung pelaksanaan program Integrasi Peternakan Perikanan dan Pertanian di Desa Brangkal, Kecamatan Parengan, Tuban, Rabu (21/03).

Lebih lanjut Amenan menjelaskan, program tersebut lebih mengoptimalkan aspek pendapatan petani, ketimbang berfokus pada peningkatan jumlah produksi. Caranya, dengan lahan yang sama, memperbanyak jenis usaha. “Peningkatan pendapatan petani menjadi fokus kami, ketimbang jumlah produksi. Artinya kepastian petani mendapatkan tambahan penghasilan dipikirkan, sehingga mereka tidak ragu untuk menjalankan program ini,’’ jelasnya.

Ia mencontohkan, penghasilan dari cabai bisa didapatkan, selagi menunggu panen lele. Untuk ternak sapi, pakannya pun ditanam di satu area, jadi persediaan akan terus ada. Begitu seterusnya,” jelas Amenan.

Diketahui, luas lahan dari program tersebut adalah 7.300 m2, dibagi 2.000 meter untuk tanaman cabai, sisanya untuk kandang sapi, 8 buah kolam lele, dan tanaman lainnya seperti rumput gajah atau ordot dan tomat. “Setiap titik yang kosong akan dioptimalkan. Tidak ada istilah lahan kurang, dengan konsep integrasi masalah tersebut bisa diatasi. Terjadi sirkulasi zero waste, artinya, tidak ada bahan yang terbuang, semua bisa dimanfaatkan,” tutur Amenan.

Amenan menambahkan, setiap kelompok masyarakat atau kelompok tani bisa mengajukan program ini lewat OPD yang ia pimpin. “Semua boleh mengajukan, selagi lahannya tersedia dan cocok untuk konsep kita,” katanya.

Program Integrasi Peternakan Perikanan dan Pertanian sebenarnya telah dicanangkan 2015 silam. Dana program terebut berasal dari dana Hibah Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT). Hingga saat ini telah ada 17 kelompok binaan dari Dinas Perikanan dan Peternakan. “Kami sudah memulainya dari 2015 lalu, kelompok Brangkal ini adalah yang ke-17. Dari semua kelompok memiliki khasnya masing-masing, tergantung potensi yang ada di desa tersebut,” kata mantan Kabag Kesra tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Brangkal Zainal Muttaqin mengatakan, program tersebut membawa banyak perubahan bagi warganya, khususnya kelompok petani. “Kami banyak terbantu dengan program ini. Pendapatan dari panen cabai bisa mencapai hingga 68 juta, dari luas lahan 2.000 m2, dengan jumlah pohon sebanyak 2.700 pohon,” katanya sumringah.

Zainal mengaku, panen pertama untuk cabai bisa menghasilkan 1.3 kwintal. “Dari pelaksanaan awal Desember 2017, kami sudah panen 1 kali, hasilnya lumayan karena harga cabai lagi meningkat, yaitu Rp. 31 ribu per kilogram,” terang Zainal.

Meskipun untuk tanaman cabai dan penggemukan sapi telah dinyatakan berhasil, Zainal berharap, pendampingan masih akan dilakukan, sebab untuk optimalisasi ternak lele dirasa masih kurang. “Untuk lele kami akui belum maksimal, dari 8 kolam dengan 150 bibit per kolamnya, kami belum bisa panen hingga saat ini karena belum bisa gemuk, meskipun angka kematiannya juga sedikit,” cerita Zainal. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus